7 Fakta Dokter PPDS Unpad Diduga Perkosa Keluarga Pasien di RSHS, Nomor 3 Memilukan

7 Fakta Dokter PPDS Unpad Diduga Perkosa Keluarga Pasien di RSHS, Nomor 3 Memilukan

Terkini | inews | Kamis, 10 April 2025 - 04:03
share

BANDUNG, iNews.id - Dokter yang sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi Universitas Padjadjaran (Unpad) berinisial PAP (31) menghebohkan publik. Dia diduga memerkosa keluarga pasien di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat (Jabar).

Perbuatan itu diduga dilakukan saat pelaku sedang berjaga di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSHS. Pelaku sempat mengelabui korban.

Berikut fakta-fakta dokter PPDS Unpad diduga memerkosa keluarga pasien sebagaimana dirangkum, Kamis (10/4/2025).

Fakta Dokter PPDS Unpad Diduga Perkosa Keluarga Pasien

1. Pelaku Ditetapkan Tersangka

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Hendra Rochmawan mengungkapkan pihaknya menerima laporan dugaan pemerkosaan itu pada 18 Maret 2025. Lima hari kemudian, atau tepatnya pada 23 Maret 2025, pelaku ditangkap.

"Kasusnya dilaporkan korban tanggal 18 Maret. Kemudian pelaku kami tangkap tanggal 23 Maret," ujar Hendra, Rabu (9/4/2025).

Dia menuturkan setelah penyelidikan dilanjutkan dengan gelar pekara, PAP kemudian ditetapkan sebagai tersangka pada 25 Maret 2025.

2. Pelaku Sempat Bujuk Korban Ambil Darah

Hendra menjelaskan, PAP semula membujuk korban untuk mengambil darah di lantai 7 RSHS. Darah itu diklaim akan didonorkan kepada ayah korban yang sedang dirawat dalam kondisi kritis. 

"Tersangka saat kejadian bertugas jaga di ruang IGD RSHS Bandung," kata Hendra.

3. Pelaku Bius Korban

Alih-alih mengambil darah, kata Hendra PAP malah membius korban. Cairan bius dimasukkan lewat infus. 

Korban tak sadarkan diri dalam pengaruh obat bius selama tiga jam. Pelaku lantas memanfaatkan waktu itu untuk melancarkan aksi keji dengan diduga memerkosa korban. 

4. RSHS Blacklist Pelaku

Direktur Utama RSHS Rachim Dinata Marsidi mengatakan peristiwa itu terjadi pada Maret 2025 lalu. Dia mengatakan pelaku sudah dikembalikan ke Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad).

Dia menegaskan RSHS mengambil tindakan tegas dengan memblacklist seluruh aktivitas pelaku di lingkungan rumah sakit. 

"Anak itu sudah kita blacklist dan tidak akan diizinkan lagi berpraktik di sini,” kata Rachim saat dikonfirmasi, Rabu (9/4/2025).

5. Pelaku Diberhentikan dari Unpad

Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unpad Yudi Hidayat menegaskan pelaku telah diberhentikan dari PPDS. Pemberhentian ini merupakan komitmen Unpad menegakkan nilai-nilai integritas dan etika di lingkungan akademik dan pelayanan kesehatan. 

"Penindakan tegas sudah dilakukan oleh Unpad dengan memberhentikan yang bersangkutan dari program PPDS,” ujar Yudi Hidayat, Rabu (9/4/2025).

Yudi menegaskan, Unpad mengecam keras segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan seksual. Dia menyebut pihaknya tidak menoleransi pelanggaran yang mencederai keamanan dan kenyamanan pasien maupun keluarganya.

Dia juga memastikan korban telah mendapatkan pendampingan dalam proses pelaporan ke Polda Jawa Barat. Kasus ini pun tengah diselidiki.

“Unpad dan RSHS sepenuhnya mendukung proses penyelidikan Polda Jabar dan berkomitmen melindungi privasi korban dan keluarga,” ujar Yudi.

6. Kemenkes Larang Pelaku Lanjutkan PPDS di RSHS

Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan Lanjutan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Azhar Jaya memberikan sanksi tegas kepada PAP buntut dugaan pemerkosaan tersebut. PAP dilarang melanjutkan PPDS di RSHS seumur hidup.

"Kami sudah berikan sanksi tegas berupa melarang PPDS tersebut untuk melanjutkan residen seumur hidup di RSHS dan kami kembalikan ke FK Unpad," kata Azhar, Rabu (9/4/2025).

7. Ayah Korban Meninggal

Ayah korban pemerkosaan yang diduga dilakukan dokter PPDS Unpad meninggal dunia. Informasi ini disampaikan Dokter Gigi Mirza Mangku Anom melalui unggahan Instagram akun @drg.mirza.

Mirza mendapat informasi tersebut langsung dari kakak korban yang rutin memberitahu setiap perkembangan kasus ini. Termasuk kabar adanya dugaan pelaku lebih dari satu orang.

"Bapak sudah meninggal tanggal 28 (Maret 2025) kemarin di RSHS," kata kakak korban kepada Mirza, dikutip Rabu (9/4/2025).

Topik Menarik