6 Fakta Nasib Tenaga Honorer Imbas Penghematan Anggaran, Diputus Kontrak Bukan PHK
JAKARTA - Penghematan anggaran APBN 2025 yang ditargetkan mencapai efisiensi Rp306 triliun membuat gelisah kementerian dan lembaga.
Perintah berhemat itu dituangkan lewat Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2025. Inpres tersebut diteken Prabowo pada 22 Januari 2025.
Berikut fakta-fakta nasib tenaga honorer imbas penghematan anggaran yang dirangkum Okezone, Minggu (16/2/2025).
1. Sri Mulyani Pastikan Tak Ada PHK di Kemenkeu
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memastikan Pemerintah tidak akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap tenaga honorer di lingkungan kementerian dan lembaga negara yang terimbas efisiensi anggaran.
Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani untuk meluruskan berbagai kabar yang beredar terkait dampak dari instruksi Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan efisiensi.
"Terkait berita mengenai PHK honorer di lingkungan kementerian/lembaga. Dengan ini disampaikan bahwa tidak ada PHK tenaga honorer di lingkungan kementerian dan lembaga," kata Sri Mulyani saat konferensi pers di Ruang Rapat Komisi III DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat.
Sri Mulyani menegaskan, efisiensi anggaran yang dilakukan tidak akan berdampak bagi temaga honorer.
2. Erick Thohir Sebut Tak Terdampak pada Program BUMN
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan efisiensi anggaran di Kementerian BUMN tidak berdampak pada program yang sudah dicanangkan, terutama di tahun ini.
Menurutnya, dengan anggaran yang terbatas, Kementerian BUMN tetap bisa kerja lebih giat lagi tanpa mengeluh.
“Saya rasa selama kita kerjanya maksimal, tidak mengeluh, ya kita lakukan sebisa mungkin. Saya rasa dengan keterbatasan dana BUMN selama ini, saya perlu, kita kerja keras aja,” ujar Erick saat ditemui di Kementerian BUMN.
3. Anggaran BUMN
Adapun, pagu anggaran Kementerian BUMN 2025 mengalami penurunan dibandingkan dengan pagu 2024, yakni Rp284,36 miliar. Nilai itu di luar dari program efisiensi yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto.
Saat dikonfirmasi sebesaran nilai yang bakal dipotong tahun ini, Erick menyebut belum diputuskan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
4. Pegawai Honorner Lakukan Pinjol untuk Bertahan Hidup
Kepala Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Muhammad Mufti Mubarok mengakui ada pegawai honorer di lingkungan BPKN yang harus memakai pinjaman online (pinjol) untuk bertahan hidup. Menurutnya, aksi tersebut imbas dari efisiensi anggaran.
Rata-rata pegawai honorer BPKN sudah 16-20 tahun lamanya dan belum diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
“Bahkan ada karyawan kami ini yang harus pinjol untuk bisa bertahan hidup karena masih honorarium 20 tahun, ada 16 tahun, masih honorarium belum masuk PPPK, belum masuk PNS apalagi, ini perjuangan kami kan gitu,” ujar Mufti saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Jakarta,
5. Banyak kebutuhan yang Terganggu
Ketua Komisi Yudisial (KY), Amzulian Rifai mengakui, banyak kebutuhan operasional di lembaganya yang terganggu imbas adanya kebijakan efisiensi anggaran Kementerian/lembaga yang dikeluarkan pemerintah pada bulan Januari lalu.
Dia menyampaikan, bahwa sekitar 54 efisiensi anggaran KY dari total pagu anggaran tahun 2025 yang diterima sekitar Rp184 miliar. Amzulian mengakui banyak operasional yang terganggu dengan adanya kebijakan ini.
"Segala hal. Karena dengan anggaran yang ada, operasional saja sehari-hari itu agak terganggu," kata Amzulian usai rapat bersama Komisi III DPR RI, di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
6. Berdampak pada Pembayaran Gaji
Amzulian tak merinci apa saja anggaran apa saja yang dipangkas. Namun, dia menyebut kondisi efisiensi anggaran ini juga berdampak pada pembayaran gaji para pegawainya di KY.
"Gaji pegawai saja, itu hanya cukup sampai bulan Oktober. Saya tadi dapat kabar, BBM kami mulai bulan depan beli sendiri. keteteran kami," ujarnya.