Mitos Orang Utan Rusak Kebun Sawit Terpatahkan, Ternyata Ini Faktanya

Mitos Orang Utan Rusak Kebun Sawit Terpatahkan, Ternyata Ini Faktanya

Terkini | okezone | Jum'at, 14 Februari 2025 - 10:18
share

BALI - Orang utan sering dianggap negatif oleh petani karena khawatir akan menimbulkan kerusakan di perkebunan sawit. Namun, faktanya orang utan tidak menimbulkan kerusakan parah seperti yang dibicarakan.

1. Perilaku Orang Utan ke Kebun Sawit 

Peneliti Ilmiah untuk Departemen Satwa Liar Sabah, Mark Ancrenaz mengungkapkan, perilaku orang utan yang beralih ke perkebunan sawit. Hal ini disampaikan dalam agenda International Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) Series 2025 Day 2 di Bali Beach Convention, Bali. 

“Ketika saya pertama kali bekerja di Borneo 25 tahun lalu, para ilmuwan percaya bahwa orangutan hanya bisa bertahan hidup di hutan primer,” ujarnya, Jumat (14/2/2025). 

Namun, seiring waktu, pemahaman itu mulai berubah. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orangutan ternyata dapat beradaptasi dan bertahan di hutan sekunder, bahkan di perkebunan sawit. 

“Kami ingin tahu mengapa mereka berperilaku demikian,” ujarnya. 

2. Orang Utan Cuma Cari Makan 

Tujuan orang utan bergerak ke perkebunan sawit adalah untuk mencari makanan seperti pelepah muda. Di sisi lain, dalam penelitiannya membongkar mitos bahwa orang utan adalah perusak kebun sawit, artinya kerusakan akibat kehadiran mereka sering kali dilebih-lebihkan oleh para petani. 

“Gangguan yang ditimbulkan orang utan sebenarnya sangat minimal,” tambahnya.

3. Orang Utan Bisa Berdampingan dengan Kebun Sawit

Ancrenaz dan timnya telah melakukan studi selama dua tahun untuk memahami interaksi antara orang utan dan perkebunan sawit. Salah satu temuannya adalah dalam dua tahun, produksi kebun yang terpapar orang utan sama baiknya dengan yang tidak didatangi.

Ini menunjukkan bahwa orang utan bisa hidup berdampingan dengan manusia tanpa mengorbankan produktivitas pertanian. Oleh karena itu, menurutnya para industri perlu merubah cara pandang terhadap satwa liar yang mendatangi kebun sawit mereka.

“Lebih dari 1.000 satwa di sini (kebun sawit) dalam keadaan sehat. Jika mereka ditangkap dan dipindahkan, risiko penyakit dan stres meningkat. Setelah ditranslokasi, banyak yang tidak selamat,” ungkapnya.

 

4. Solusi Orang Utan dan Kebun Sawit

Koeksistensi menjadi solusi yang diusulkan oleh Ancrenaz. 

“Kita perlu membangun ekosistem yang lebih tangguh. Setiap 25 tahun, kita harus melakukan penanaman ulang, dan ini adalah peluang untuk menciptakan lanskap yang lebih baik untuk orang utan dan manusia,” tuturnya. 

Ia menambahkan bahwa lebih dari 300 ribu hektare lahan akan direplanting dalam beberapa tahun ke depan, menciptakan peluang untuk meningkatkan keberlanjutan baik bagi pertanian maupun konservasi.

“Jika kita dapat menciptakan lingkungan di mana orangutan merasa aman, maka tingkat agresivitas mereka akan berkurang,” pungkas dia.

Topik Menarik