BI Prediksi Pertumbuhan Kredit di Kisaran 13 pada 2025
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan kredit perbankan bisa lebih tinggi di tahun 2025 yaitu berada di kisaran 11-13.
1. Pertumbuhan Kredit Prediksi Bisa sampai 11-13
Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Nugroho Joko Prastowo mengatakan, prediksi tersebut sejalan dengan capaian realisasi di 2024 yang tercatat tumbuh 10,39 persen dan berada dalam kisaran target 10-12 persen.
“Pertumbuhan kredit kita prediksi bisa sampai 11-13 persen. Ini memang challenge, dengan Trump dan kebijakannya. Tapi salah satu daya dukung yang dikeluarkan ada penurunan suku bunga di Januari,” kata Joko dalam Pelatihan Media di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Aceh, Jumat (7/2/2025).
2. Penurunan Suku Bunga
Menurut Joko, penurunan suku bunga diharapkan dapat memberikan dukungan serta meningkatkan optimisme, karena akan mendorong peningkatan permintaan kredit.
Selain itu, Joko menyampaikan kondisi perbankan saat ini juga cukup baik dan mampu bertahan untuk terus menyalurkan kredit dan dari penilaian Bank Indonesia, sektor perbankan masih melihat risiko kredit sebagai hal yang cukup terkendali.
Persyaratan dari bank untuk menyalurkan kredit juga dipandang masih cukup mendukung. Hal itu terlihat dari indeks persyaratan kredit yang cukup longgar. Itu sejalan dengan likuiditas perbankan yang memadai untuk memberikan kredit.
"Alat likuid perbankan ini masih tinggi, 25,6 persen. Artinya, dulu sebelum covid sempat 18-19 persen, sementara waktu covid meningkat karena kredit tumbuh negatif, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh tinggi," kata Joko.
"Lalu saat recover dicairkan untuk dialihkan ke kredit, sehingga sekarang 25,6 persen, dan ini masih tinggi. Kalau bank mau menyalurkan kredit lebih tinggi lagi, bisa menjual SBN dan lainnya untuk dipindah ke kredit, masih ada kapasitas," imbuhnya.
3. Dari sisi Permodalan
Dari sisi permodalan seperti Capital Adequacy Ratio (CAR) bank juga masih tinggi, yakni di angka 26,87 persen.
Sementara Non Performing Loan (NPL) juga menurut Joko masih bagus atau terjaga dan terkendali di level yang rendah.
Dengan demikian, kata Joko, dari sisi suplai, kredit mestinya tersedia dan dapat disalurkan ke masyarakat.