300.000 Lebih Pengungsi Kembali ke Gaza Utara meski Rumah Hancur

300.000 Lebih Pengungsi Kembali ke Gaza Utara meski Rumah Hancur

Terkini | inews | Selasa, 28 Januari 2025 - 14:24
share

KAIRO, iNews.id - Sebanyak 300.000 lebih warga Gaza telah kembali ke rumah mereka di wilayah utara setelah pasukan Israel membuka akses Koridor Netzarim, Senin (27/1/2025). Mereka adalah penduduk berbagai kota di wilayah utara Gaza yang mengungsi ke wilayah tengah dan selatan Jalur Gaza sejak Israel melancarkan operasi serangan darat ke Gaza pada 27 Oktober 2023.

Koridor Netzarim merupakan rute buatan Israel di Gaza Tengah, yang membentang sepanjang 6 km lebih, membagi dua wilayah Gaza utara dan selatan. Koridor ini dibuat untuk mencegah warga Gaza menyeberang ke selatan dan sebaliknya.

Kantor media pemerintah Gaza mengungkap, angka 300.000 itu merupakan jumlah dalam sehari. Jumlah warga yang akan menyeberang diperkirakan terus meningkat pada hai-hari berikutnya. 

"Lebih dari 300.000 warga Palestina yang mengungsi kembali dari provinsi di selatan dan tengah menuju Gaza dan Gaza Utara," bunyi laporan kantor media Gaza, seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (28/1/2025).

Ratusan ribu warga kembali ke utara meski rumah-rumah mereka telah hancur. Mereka tinggal dengan mendirikan tenda di dekat rumah.

"Dengan kembali, kita menang," kata Rania Miqdad, warga Kota Gaza yang mengungsi bersama keluarganya.

Hal serupa disampaikan warga lainnya, Ismail Abu Mattar. Dia sangat senang bisa pulang ke rumah bersama istri dan keempat anaknya, meski rumahnya telah roboh. 

"Tenda di sini lebih baik daripada tenda di sana," ujarnya, merujuk pada kamp pengungsian yang didirikan Israel di Gaza Selatan.

"Kami kira tidak akan kembali, seperti nenek moyang kami," kata Abu Mattar, merujuk pada peristiwa Nakba tahun 1948, di mana kakek dan neneknya terusir dari wilayah yanh kini dicaplok Israel.

Pengungsi lain, Ibrahim Hammad, istri, serta lima anaknya, berjalan kaki selama 5 jam ke tempat tinggal mereka di Kota Gaza. Mereka pulang hanya mendapati rumah telah hancur akibat serangan udara Israel pada Desember 2023.

“Kami harus pulang, bahkan ke reruntuhan. Kami tidak punya rumah, tapi keluarga ada di sini dan kami akan saling membantu," ujarnya.

Meskipun kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas berlaku pada 19 Januari lalu, militer Zionis baru membuka akses koridor itu 10 hari kemudian. 

Sebelumnya Hamas merilis nama-nama sandera Israel yang akan dibebaskan dalam pertukaran tahanan gelolombang ketiga pekan ini. Di antara nama tersebut ada seorang warga Israel yang diyakini sebagai sandera sipil perempuan terakhir yang masih ditahan. Segera setelah pengumuman itu, Israel membuka akses Koridor Netzarim diserta dengan menarik sebagian pasukannya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Qatar Majed bin Mohammed Al Ansari mengatakan sebelumnya, otoritas Israel akan mengizinkan warga Palestina yang mengungsi kembali ke utara dengan imbalan pembebasan tiga sandera.

Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata tahap pertama pada 15 Januari yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS), namun berlaku efektif 4 hari kemudian.

Kesepakatan gencatan sejata tahap pertama mencakup penghentian serangan selama 42 hari. Selama periode itu juga, Hamas membebaskan 33 sandera Israel, 28 di antaranya masih hidup. Sebagai imbalan Israel membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina.

Selain itu pasukan Israel ditarik dari wilayah berpenduduk padat dan masuknya banguan kemanusiaan. 

Gencatan senjata tahap kedua dan ketiga belum disepakati. Namun sebagian isinya adalah pertukaran tahanan, termasuk tentara Israel laki-laki serta penarikan penuh tentara Israel dari Gaza.

Topik Menarik