Tiki-taka Penyaluran Pupuk Bersubsidi demi Swasembada Pangan

Tiki-taka Penyaluran Pupuk Bersubsidi demi Swasembada Pangan

Terkini | okezone | Selasa, 28 Januari 2025 - 12:59
share

JAKARTA - Petani semakin mudah mendapatkan pupuk bersubsidi. Tidak membutuhkan waktu yang lama, proses bertele-tele dan hanya membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP), para petani terdaftar di rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) bisa langsung menebus pupuk bersubsidi melalui aplikasi iPubers di mitra kios. 

iPubers (Integrasi Pupuk Bersubsidi) merupakan aplikasi berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang dimiliki petani. iPubers merupakan aplikasi untuk kios, petani tinggal memanfaatkan saja. Dengan aplikasi ini, petani dapat menebus pupuk bersubsidi dengan membawa KTP.  Tujuan penggunaan aplikasi iPubers untuk mempermudah proses penebusan pupuk, meningkatkan kehandalan tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi hingga memastikan ketepatan distribusi pupuk.

Aplikasi iPubers dikembangkan oleh Kementerian Pertanian dan PT Pupuk Indonesia (Persero). Digitalisasi sistem penyaluran pupuk bersubsidi semakin mudah, cepat dan tepat sasaran yang dilakukan Pupuk Indonesia layaknya Tiki-taka di permainan sepakbola yang pernah dikembangkan Barcelona dan Timnas Spanyol. Pada masa kejayaannya, taktik Tiki-taka ini mampu membuat Barcelona yang saat itu dilatih pelatih Josep Guardiola menjadi klub terbaik di dunia dengan berbagai gelar. Sementara, taktik yang serupa mampu membuat Timnas Spanyol juara Piala Dunia 2010, Piala Eropa 2008 dan 2012.

Gaya permainan ini memakai strategi jitu dengan umpan-umpan pendek akurat, memindahkan bola melalui berbagai saluran, mempertahankan penguasaan bola, pergerakan yang dinamis, cepat dan atraktif, sehingga mampu membongkar pertahanan lawan dan hasilnya juara. Taktik Tika-taka dalam sepakbola tersebut serupa dengan sistem penyaluran pupuk bersubsidi yang dilakukan Pupuk Indonesia, karena mempunyai tujuan untuk membantu para petani mendapatkan pupuk bersubsidi dengan cara mudah, cepat dan harga yang terjangkau melalui digitalisasi, sehingga mampu mendukung serta mempercepat swasembada pangan yang ditargetkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. 

Pada tahun 2025, penebusan pupuk bersubsidi telah berjalan sejak 1 Januari 2025 dengan alokasi pupuk subsidi mencapai 9,55 juta ton dengan nilai subsidi Rp46,8 triliun. Provinsi penerima alokasi pupuk subsidi terbesar antara lain Jawa Timur 1,88 juta ton atau Rp8,87 triliun, Jawa Tengah 1,38 juta ton atau Rp6,74 triliun, Jawa Barat 1,10 juta ton atau Rp5,33 triliun, Sulawesi Selatan 922 ribu ton atau Rp4.1 triliun, Lampung 812 ribu ton atau Rp4,21 triliun dan Sumatera Utara 517 ribu ton atau Rp2,56 triliun.

Aplikasi iPubers pun telah terkoneksi dengan e-RDKK, sehingga petani dapat langsung menebus pupuk subsidi di mitra kios dengan hanya membawa KTP dan uang untuk menebus pupuk subsidi sesuai alokasinya.

1. Mudahnya Petani Dapat Pupuk Subsidi

Mulai 1 Januari 2025, Pupuk Indonesia telah memastikan iPubers sebagai media penyaluran sehingga penebusan pupuk yang dilakukan petani lebih mudah. Petani terdaftar cukup membawa KTP.

Hal ini diakui Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Yadi Sofyan Noor dalam penyaluran pupuk bersubsidi. Menurutnya, sistem penyaluran pupuk bersubsidi yang dilakukan Pupuk Indonesia sangat tepat dan memudahkan para petani yang terdaftar di e-RDKK. 

Hanya membawa KTP, para petani bisa menebus pupuk bersubsidi di mitra kios yang tersebar di wilayah Indonesia. Tercatat, lebih dari 26.000 kios di seluruh Indonesia telah terdigitalisasi melalui iPubers hingga akhir 2024.

"Penebusan pupuk bersubsidi lancar saja," kata Yadi kepada Okezone di Jakarta.

Yadi menambahkan, sejauh ini tidak menemukan kendala saat melakukan penebusan pupuk bersubsidi melalui sistem iPubers yang sudah diterapkan Pupuk Indonesia sejak 2023. Dengan dukungan dari Pupuk Indonesia, dirinya berharap target swasembada pangan dapat tercapai.

Sementara itu, petani bernama Oboy Gozali menceritakan pengalaman tentang mudahnya menebus pupuk bersubsidi. Dengan membawa KTP, dirinya bisa langsung menebus pupuk bersubsidi, sehingga kegiatan penanaman tidak terganggu.

"Saat ini, Alhamdulillah untuk penebusan pupuk bersubsidi sangat mudah dan sangat membahagiakan bagi para petani, karena cukup membawa KTP dan sama uang, begitu selesai langsung bisa membawa pulang pupuknya, tidak ribet lagi," kata Oboy yang merupakan petani di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dari Kelompok Tani Sukaseuri. 

Selain proses penebusan yang mudah, Gozali mengakui bahwa harga penebusan pupuk bersubsidi sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yakni harga eceran tertinggi (HET). Dia mengapresiasi pemerintah yang telah memudahkan proses penebusan pupuk bersubsidi.

”Terima kasih kepada pemerintah, Kementerian Pertanian dan juga Pupuk Indonesia, karena penebusan pupuk bersubsidi sekarang menjadi lebih mudah,” katanya.

Pemilik kios Tani Mandiri di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat bernama Warsan menambahkan, semenjak diterapkan aplikasi iPubers, proses penebusan pupuk bersubsidi dan proses pencatatan administrasinya menjadi lebih mudah.

"Selaku pemilik kios, dibandingkan proses penebusan sebelum ada aplikasi iPubers itu selalu ada keluhan dari petani karena terlalu rumit dan banyak formulir yang harus diisi. Semenjak diganti dengan iPubers, Allhamdulillah, proses penyaluran lebih mudah dan aplikasi ini juga memberikan kemudahan bagi kios dari sisi administrasinya," kata Warsan.

 

2. 600.000 Petani Sudah Tebus Pupuk Bersubsidi

Percepatan penyaluran pupuk bersubsidi ini sejalan dengan misi dan program Astacita Pemerintahan Prabowo-Gibran untuk mendukung swasembada pangan. Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan bahwa sudah ada sekitar 600.000 petani yang berhasil menebus pupuk subsidi mulai 1 Januari 2025. 

Hal ini dapat dilakukan usai Pemerintah di bawah koordinasi Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pangan dan Kementerian Pertanian (Kementan) yang berhasil menyederhanakan kebijakan pupuk bersubsidi.
 
"Pupuk Indonesia mengucapkan terima kasih atas dukungan Pemerintah sehingga Surat Keputusan (SK) alokasi pupuk provinsi atau kabupaten bisa terbit 100 persen sebelum tahun 2024 berakhir. Hal ini tentu membuat petani lebih yakin dan tenang dalam menebus pupuk bersubsidi di wilayahnya masing-masing," ujar Rahmad.

Penebusan pupuk bersubsidi yang dilakukan petani terdaftar sejak awal Januari hingga per 19 Januari 2025 secara nasional mencapai 688.386 transaksi yang dilakukan oleh 599.582 petani. Pada periode tersebut pupuk bersubsidi yang sudah ditebus sebanyak 405.000 ton.
 
"Kami mendorong penggunaan sepenuhnya iPubers untuk memastikan tata kelola penyaluran pupuk subsidi lebih andal dan dapat dipertanggungjawabkan, selain itu memudahkan petani dalam melakukan penebusan," tambah Dirut Pupuk Indonesia.

Pupuk Indonesia sebagai bagian dari Kementerian BUMN siap mendukung optimalisasi penyederhanaan regulasi ini dengan menjaga ketersediaan stok. Per 19 Januari 2025, Pupuk Indonesia menyediakan stok pupuk bersubsidi nasional sebanyak 1,01 juta ton, terdiri dari Urea 574.238 ton, NPK 424.441 ton, dan Organik 14.728 ton.

 


3. Arahan Presiden Prabowo Percepat Swasembada Pangan

Penyaluran pupuk bersubsidi tepat sasaran menjadi salah satu jurus untuk mempercepat target swasembada pangan. Presiden Prabowo Subianto telah berujar bahwa swasembada pangan dapat diwujudkan. 

Dalam targetnya, swasembada pangan dalam 4 tahun, namun dirinya yakin dapat terealisasi kurang dari 4 tahun. Sejalan dengan ini, Prabowo menyatakan tidak akan melakukan impor beras, jagung dan garam pada 2025.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menambahkan, sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Pupuk, mekanisme penyaluran atau distribusi pupuk bersubsidi telah disederhanakan yakni dari Pupuk Indonesia langsung disalurkan kepada Gapoktan (gabungan kelompok tani) atau pengecer.
 
“Jika sebelumnya daftar penerima pupuk bersubsidi dari Kementerian Pertanian biasanya kita berikan di bulan April tahun berjalan karena proses molor, peraturannya banyak sekali yang harus kita lewati semua. Alhamdulillah berdasarkan arahan Bapak Presiden Prabowo, penekanan dari Bapak Menko Pangan, dan sinergitas semua pemangku kebijakan pangan ini, daftar itu sudah kita berikan di Desember 2024, sehingga di tahun 2025 tanggal 1 Januari, sudah tersedia pupuk di kios-kios,” katanya.
 
Dia juga mengungkapkan secara rata-rata, penebusan pupuk tiap hari melebihi rata-rata tahun sebelumnya, sehingga dia optimistis produktivitas pertanian dapat ditingkatkan untuk mendukung percepatan swasembada pangan nasional. 

“Jika petani menebus pupuknya lebih cepat, maka semangat tanamnya juga lebih tinggi. Ini juga menjadi faktor penyumbang produksi,” ujar Wamentan.

4. Rembuk Tani Rangkul Petani

Dalam penyaluran pupuk bersubsidi agar tepat sasaran dan sosialisasi menggunakan digitalisasi melalui iPubers, Pupuk Indonesia mempunyai program Rembuk Tani yang dilakukan di beberapa lokasi yang tersebar di wilayah Indonesia.

Okezone berkesempatan hadir dalam Rembuk Tani yang digelar Pupuk Indonesia di Kecamatan Sembalun, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu 28 September 2024. Dalam Rembuk Tani yang dihadiri ratusan petani, Pupuk Indonesia berkomitmen membantu petani dalam penyaluran pupuk subsidi tepat sasaran, transfer teknologi pertanian hingga peningkatan produktivitas hasil pertanian di musim tanam.

Penyederhanaan kebijakan pupuk bersubsidi ini dilakukan untuk memudahkan petani nasional menebus pupuk bersubsidi demi terwujudnya ketahanan pangan nasional.

"Ketahanan pangan super penting, Indonesia memiliki Presiden yang fokus ke pertanian karena urusan masa depan," kata Direktur Utama Pupuk Indonesia Rachmad Pribadi dalam acara Rembuk Tani tersebut.

Rembuk Tani bertujuan untuk mencari solusi agar Indonesia bisa mencapai swasembada pangan, tidak hanya beras saja, tetapi juga komoditas lainnya. Rembuk Tani dilakukan di beberapa daerah di Indonesia dan juga merupakan ajang bertukar ide dan pengetahuan antara petani bersama para ahli.

Pupuk Indonesia juga memastikan bahwa pelaksanaan distribusi dan penyaluran atas tambahan volume alokasi pupuk bersubsidi ini telah diawasi dengan baik sehingga dapat membantu petani dalam menyediakan pupuk sesuai kebutuhan tanaman.
 

Topik Menarik