Sedih Lihat Peringkat Wakil Indonesia di Ranking Tungga Putra Indonesia, Jonatan Christie Bilang Begini
JAKARTA - Jonatan Christie sedih melihat gap atau jarak peringkat antar pemain Indonesia di sektor tunggal putra dunia. Pasalnya jarak antar pebulutangkis tunggal putra Indonesia begitu jauh di ranking dunia tersebut.
Melihat kondisi itu, Jonatan pun berharap para pemain muda bisa diberikan menit bermain yang lebih banyak lagi di turnamen internasional. Dengan seperti itu, diharapkan cara tersebut bisa memperbaiki peringkat para pemain tunggal putra dunia.
1. Prihatin
Hal ini disampaikan oleh Jojo –sapaan akrab Jonatan– mengingat tunggal putra Indonesia memang mempunyai jarak peringkat yang cukup jauh. Hanya satu tunggal putra Indonesia di ranking 10 besar dunia, yakni Jonatan (peringkat ketiga).
Sementara, Anthony Sinisuka Ginting belum lama ini digeser oleh Lakhshya Sen (India) dari peringkat ke-10. Anthony kini berada di urutan ke-11. Sedangkan, jarak dengan tunggal putra lainnya cukup jauh.
Sebagai contoh, Chico Aura Dwi Wardoyo berada di urutan ke-32 ranking dunia. Kemudian para pebulu tangkis muda seperti Alwi Farhan dan Yohanes Saut Marcellyno tak berhasil masuk zona 35 besar.
Jonatan mengatakan, permasalahan ini harus ditangani dengan serius oleh PBSI. Tunggal putra kelahiran Jakarta itu menyarankan, federasi harus memberikan jam terbang lebih untuk para pemain muda.
"Ya, saya rasa itu menjadi PR untuk tim di tunggal putra juga sih. Ya, mungkin juga dengan pergantian pelatih juga. Mungkin ya masih ada adjust juga," kata Jonatan kepada awak media, termasuk Okezone di Istora Senayan, Jakarta pada Minggu (26/1/2025) lalu.
"Dan ya saya rasa mungkin harus bisa lebih banyak mempromosikan yang junior ya, seperti ya mungkin Alwi (Farhan), (Yohanes) Saut, sama Ubed (Moh Zaki Ubaidillah) harus segera lebih banyak dikasih jam terbang kalau menurut saya," sambungnya.
2. Terlalu Andalkan Jonatan dan Anthony Ginting
Dalam beberapa tahun terakhir, tunggal putra Indonesia memang lebih sering mengandalkan Jonatan dan Anthony untuk mentas di turnamen elite. Dengan demikian, kesempatan pemain muda untuk unjuk gigi di level atas menjadi sulit.
Jojo mengatakan jam terbang bagi pemain muda sangat penting untuk perkembangan karier mereka. Namun di sisi lain, federasi juga harus bersabar melihat proses berkembang mereka.
"Karena ya maksudnya ya jangan-jangan lihat hasilnya dulu gitu. Kita kasih jam terbangnya dulu biar dia merasakan ketemu pemain-pemain yang mungkin levelnya di atas dia. Biar dia merasakan bagaimana dia melakukan perlawanan, bagaimana dia mengevaluasi permainan. Sehingga itu yang mungkin akan menimbulkan kepercayaan diri kepada mereka," tambah juara All England 2024 itu.
"Baru dari situ (evaluasi turnamen level atas), pelan-pelan ya kita coba lihat hasilnya. Jangan sekali dikirim, dua kali dikirim, langsung lihat hasil, kalah, pertama kedua terus besoknya langsung gak dikirim lagi, itu justru malah buat anaknya jadi gak percaya diri gitu," terang Jojo.
10 Ciri-ciri Aliran Sesat di Jawa Barat
Jonatan memberikan saran seperti itu bukan tanpa dasar. Tunggal putra berusia 27 tahun itu mengaku sudah pernah ditempa dengan metode yang sama ketika masih muda.
"Jadi ya mungkin, ya catatan juga untuk tim pelatih, dan kepengurusan juga, ya untuk yang junior-junior mungkin harus bisa lebih cepat dipromosikan lah, karena dulu pun juga kan saya seperti itu gitu," pungkasnya.