Kapan Bulan Syaban 2025? Bulan Persiapan Menyambut Ramadan
Kapan bulan Syaban 2025 dan apa saja amalannya? Bulan Syaban merupakan gerbang menuju bulan suci Ramadan , atau sekitar 1 bulan menuju bulan puasa tersebut.
Arti Syaban sendiri adalah percabangan atau pembagian. Akar katanya adalah sya'aba. Ibnu Duraid menjelaskan, Syaban disebut percabangan karena pada bulan tersebut, banyak orang Arab mencari air dari lingkungan Yaman dan Himyar. Ada pula yang menyebut bahwa penamaan ini muncul karena letaknya di antara Ramadan dan Rajab. Pun juga ada yang menyatakan bahwa alasan penamaan Syaban disebabkan berpencarnya suku-suku Arab pada bulan tersebut.
Syaban adalah bulan yang spesial. Pasalnya, ia mendahului datangnya Ramadan dan kerap dijadikan bulan 'latihan'. Dikutip dari buku 20 Faedah Terkait Bulan Rajab oleh Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid, Abu Bakar al-Balkhi berkata:
"Bulan Rajab adalah bulan menanam, sedangkan bulan Syaban adalah bulan untuk menyiram tanaman tersebut, dan bulan Ramadan adalah bulan memanen apa yang telah ditanam." (Lata'if al-Ma'arif halaman 121).
Lantas kapan Syaban 2025 dimulai? Berdasar Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan Ditjen Bimas Islam RI Kementerian Agama, 1 Syaban 1446 Hijriah jatuh pada Jumat, 31 Januari 2025. Artinya, tinggal beberapa hari lagi umat Islam akan memasuki awal bulan Syaban tersebut.
Dalam Kalender Hijriyah Global Tunggal (KGHT) 1446 Hijriah yang dikeluarkan Muhammadiyah, tertulis bahwasanya 1 Syaban 1446 H bertepatan dengan Jumat, 31 Januari 2025. Begini keterangan dalam kalender tersebut:
"Ijtima': Rabu, 29 Januari 2025 M pukul 12:35:53 GMT. Awal Imkan Rukyat Dunia: Kamis, 30 Januari 2025 M pukul 02:01:23 GMT. Lintang: 10 00' 00" LS. Bujur: 112 49' 00" BB. Tinggi bulan: 07 03' 08". Elongasi: 08 00' 00". 1 Sya'ban 1446 H: Jumat, 31 Januari 2025 M."
Artinya, pada Kamis, 30 Januari 2025 usai Matahari terbenam, sudah masuk 1 Syaban 1446 Hijriah.
Amalan Bulan Syaban
1. Puasa
Amalan pada Syaban adalah berpuasa. Pasalnya, Rasulullah SAW diketahui memperbanyak puasa selama bulan kedelapan kalender Hijriah ini. Diambil dari buku Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyah oleh Abu Ubaidah Yusuf dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa, Aisyah berkata:[arabOpen] , [arabClose]
Artinya: "Saya tidak pernah mengetahui Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah mengetahui beliau lebih banyak berpuasa daripada di bulan Syaban." (HR Bukhari no 1969 dan Muslim no 782)
Dari Usamah bin Zaid, ia berkata:
[arabOpen] , , : , , [arabClose]
Artinya: "Saya bertanya, 'Wahai Rasulullah, saya tidak melihatmu berpuasa di bulan seperti engkau berpuasa di bulan Syaban (karena seringnya)?' Beliau menjawab, 'Bulan itu banyak manusia lalai, yaitu antara Rajab dan Ramadhan, bulan diangkat amal-amal kepada Rabb semesta alam, dan saya ingin untuk diangkat amalku dalam keadaan puasa." (HR Nasai no 4/4201 dan Ahmad no 5/201. Oleh Syaikh al-Albani, hadits ini dihukumi hasan)
2. Salat Sunnah (Tathawwu')
Dalam hadis sebelumnya, Rasulullah menyatakan bahwa Syaban banyak dilalaikan manusia karena letaknya antara dua bulan mulia, yakni Rajab dan Ramadhan. Disadur dari buku 32 Faidah Seputar Bulan Sya'ban oleh Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid, kalimat Nabi Muhammad SAW di atas layaknya isyarat bahwasanya umat Islam sudah semestinya memanfaatkan waktu-waktu lalai dengan amal ketaatan.Oleh karena itu, sejumlah salaf ada yang menunaikan salat sunnah tathawwu' di antara Maghrib dan Isya. Alasannya, waktu tersebut adalah momen lalainya manusia. Di samping itu, salat malam pada sepertiga malam terakhir bisa detikers utamakan. Sebab, sepertiga malam terakhir adalah waktu yang paling banyak dilalaikan manusia dari mengingat Allah.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
[arabOpen] : [arabClose]
Artinya: "Waktu terdekat Rabb kepada hamba-Nya adalah di saat malam terakhir. Karena itu jika kau mampu untuk menjadi orang yang berzikir kepada Allah di waktu tersebut, maka kerjakanlah." (HR Tirmidzi no 3579 dan Nasai no 572)
Di samping dua amalan di atas, detikers juga disarankan untuk banyak beribadah. Mulai dari menunaikan salat-salat sunnah, bersedekah, hingga membaca Al-Quran. Semua ini insya Allah akan membantu seseorang menjalani Ramadan secara maksimal. Wallahu a'lam