Penyakit Budug: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya

Penyakit Budug: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya

Terkini | okezone | Kamis, 24 Oktober 2024 - 17:00
share

PENYAKIT budug atau yang lebih sering dikenal dengan scabies, sering kali menjadi perbincangan bagi banyak orang. Penyakit ini disebabkan oleh parasit kecil jenis tungau bernama Sarcoptes scabiei.

Tungau ini menimbulkan rasa gatal yang hebat dan ruam merah di kulit. Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebar dengan cepat melalui kontak kulit langsung atau berbagi barang pribadi seperti pakaian atau handuk.

Melansir dari WebMD pada Kamis (24/10/2024), scabies biasanya menimbulkan gejala pertama kali setelah empat hingga enam minggu infeksi. Namun, pada orang yang sebelumnya pernah terkena scabies, gejala dapat muncul lebih cepat, hanya dalam beberapa hari. Penting untuk mengenali gejala awal scabies agar dapat segera diobati dan mencegah penyebaran lebih lanjut.

Gejala Awal Penyakit Budug (Scabies)

Gejala utama penyakit budug adalah rasa gatal yang hebat, terutama pada malam hari. Rasa gatal ini disebabkan oleh reaksi alergi tubuh terhadap tungau dan telur yang mereka tanam di dalam kulit. Selain itu, ruam merah kecil yang menyerupai jerawat sering muncul di area yang terinfeksi. Terkadang, muncul juga goresan atau luka akibat garukan, yang bisa memicu infeksi sekunder.

Area Tubuh yang Rentan Terinfeksi

Scabies sering kali menyerang area kulit yang tipis, seperti di antara jari-jari, pergelangan tangan, siku, bokong, serta alat kelamin. Anak-anak dan orang lanjut usia sering mengalami gejala yang lebih parah, dengan rasa gatal yang tak tertahankan.

Masa Inkubasi Penyakit Budug

Masa inkubasi scabies bervariasi tergantung pada apakah seseorang pernah terinfeksi sebelumnya. Bagi mereka yang belum pernah terkena, gejala bisa muncul hingga enam minggu setelah terpapar tungau. Namun, meskipun belum ada gejala, penderita tetap bisa menularkan penyakit ini ke orang lain.

Cara Penularan

Penyakit budug sangat mudah menyebar di lingkungan padat, di mana mereka berbagi fasilitas seperti kamar tidur dan kamar mandi. Kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi atau berbagi barang pribadi adalah jalur utama penularan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah penyebaran scabies.

Diagnosis dan Pengobatan Scabies

Diagnosis penyakit budug biasanya dilakukan oleh dokter melalui pemeriksaan fisik dan mengamati gejala yang muncul. Dalam beberapa kasus, dokter dapat mengambil sampel kulit untuk melihat tungau di bawah mikroskop. Pengobatan scabies melibatkan penggunaan obat topikal atau krim yang membunuh tungau dan telur mereka.

Pengobatan Rumahan untuk Mengatasi Gatal Scabies

Selain obat-obatan yang diresepkan oleh dokter, ada beberapa cara alami yang bisa membantu meredakan gejala scabies, seperti menggunakan minyak esensial tertentu atau mandi air hangat dengan campuran garam. Namun, metode ini hanya membantu meredakan gejala dan bukan mengatasi penyebab utama penyakit.

Pencegahan Scabies di Pesantren

Untuk mencegah penyebaran scabies di pesantren, santri harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan, seperti rutin mencuci tangan, mengganti pakaian bersih, dan tidak berbagi barang pribadi. Selain itu, fasilitas pesantren juga harus disterilkan secara rutin untuk memutus rantai penularan.

Kapan Harus Mengunjungi Dokter?

Jika santri mengalami gejala seperti rasa gatal yang hebat dan ruam yang tidak kunjung hilang, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Topik Menarik