Mengenal Neuralgia Trigeminal, Nyeri Hebat di Wajah seperti Tersengat Listrik

Mengenal Neuralgia Trigeminal, Nyeri Hebat di Wajah seperti Tersengat Listrik

Terkini | okezone | Minggu, 6 Oktober 2024 - 18:42
share

PERNAHKAH Anda merasa sakit yang menusuk di area wajah yang tak tertahankan? Bisa jadi itu gejala neuralgia trigeminal. Seperti diketahui, Neuralgia trigeminal adalah kondisi yang menyebabkan nyeri hebat pada satu sisi wajah, rasanya bisa mirip dengan sengatan listrik, tersayat-sayat ataupun panas terbakar.

Kasus neuralgia trigeminal diperkirakan sebesar 5,5 per 100 ribu orang per tahun, dan meningkat seiring bertambahnya usia. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dan orang yang berusia lebih dari 40 tahun.

Dokter spesialis syaraf dari RS Pusat Otak Nasional, dr. Mustaqim Prasetya, SpBS, SubSp. N-Func (K) menjelaskan kondisi ini mempengaruhi saraf trigeminal yang membawa sinyal dari wajah ke otak. Kegiatan sehari-hari seperti berbicara, makan, minum, menggosok gigi, bahkan sentuhan ringan seperti terkena angin sepoi-sepoi, cuci muka atau memakai riasan dapat memicu munculnya nyeri hebat.

Neuralgia trigeminal dapat berlangsung lama dan dikenal sebagai kondisi nyeri kronis. Orang dengan neuralgia trigeminal mungkin awalnya mengalami episode nyeri yang singkat dan ringan. Namun, kondisi ini bisa memburuk dan menyebabkan serangan nyeri hebat yang lebih sering terjadi serta waktu menetapnya nyeri lebih lama, tutur dr. Mustaqim Prasetya, SpBS, SubSp. N-Func (K) dalam diskusi media di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional belum lama ini.

Mengenal neuralgia trigeminal, penyakit yang menyerang saraf wajah. (Foto: Freepik)

Dokter Tyo menjelaskan gejala neuralgia trigeminal berupa nyeri hebat di satu sisi wajah. Nyeri ini sangat intens sehingga saat pasien diminta mengukur dengan skala nyeri 1 hingga 10, trigeminal neuralgia mencapai skala 11 bahkan lebih.

Nyeri datang tiba-tiba dan menyambar seperti kilat, seolah-olah ada sambaran listrik di wajah, katanya.

Menurutnya, sering kali neuralgia trigeminal tidak langsung terdeteksi. Pasien sudah menggunakan obat pereda nyeri dalam jangka panjang, atau dikaitkan dengan masalah saraf gigi.

Tak jarang pasien merasa depresi dan putus asa hingga berpikir untuk mengakhiri hidupnya, karena itulah penyakit ini diberi julukan suicide disease, kata dr Tyo.

Topik Menarik