Paparan Sinar UV Mempercepat Penuaan Kulit, Ini Penjelasannya
SINAR matahari sering dikaitkan dengan manfaat kesehatan, termasuk dalam konteks perawatan kulit. Banyak orang percaya bahwa paparan sinar matahari dapat membantu memperbaiki kondisi kulit, termasuk jerawat.
Hal ini tidak sepenuhnya salah, terutama dalam konteks fototerapi medis, di mana radiasi UV digunakan di bawah pengawasan ketat untuk mengobati kondisi kulit tertentu, seperti psoriasis dan eksim.
Namun, penting untuk memahami bahwa paparan sinar UV dalam konteks fototerapi dilakukan dalam lingkungan klinis yang terkontrol, dengan dosis radiasi yang tepat untuk meminimalkan risiko efek samping yang berbahaya.
Dalam kasus jerawat, bukti ilmiah yang mendukung manfaat paparan sinar UV sangat minim. Berdasarkan rangkuman YahooNews, Senin (30/9/2024) penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan sinar UV justru bisa memperparah kondisi jerawat. Salah satu alasan utama adalah bahwa sinar UVB, salah satu jenis radiasi UV, dapat memicu peradangan pada kulit.
Pada kulit yang sudah mengalami jerawat, peradangan ini bisa menjadi lebih parah, membuat jerawat lebih meradang dan lebih sulit diobati. Selain itu, paparan sinar UV juga dapat meningkatkan produksi sebum, zat berminyak yang dihasilkan oleh kelenjar sebaceous di kulit.
Sebum yang berlebih merupakan salah satu faktor utama penyebab jerawat, sehingga paparan sinar UV yang berlebihan justru dapat memperburuk jerawat, bukan memperbaikinya. Tidak hanya itu, paparan sinar UV yang berkepanjangan juga memiliki dampak negatif yang jauh lebih besar, terutama dalam hal penuaan kulit.
Sinar UV merusak serat kolagen dan elastin yang memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit. Kerusakan ini menyebabkan kulit menjadi kendur, berkerut, dan kehilangan kelembaban alami. Proses penuaan kulit akibat sinar UV ini dikenal dengan istilah photoaging, dan dapat terjadi lebih cepat pada orang yang sering terpapar sinar matahari tanpa perlindungan.