Mengenal Unit 8200 Israel yang Disebut-sebut Pelaku Bom Pager di Lebanon
JAKARTA, iNews.id - Unit 8200 Israel menarik untuk diketahui. Unit rahasia ini disebut-sebut sebagai pihak di balik ledakan pager di Lebanon. Lantas apa sebenarnya unit rahasia 8200 Israel itu?
Unit 8200 memiliki tugas khusus melancarkan perang siber. Posisinya berada di bawah Direktorat Intelijen Militer. Dalam bahasa Ibrani, 8200 juga disebut dengan shmone matayim.
Dilaporkan, Unit 8200 setara dengan Badan Keamanan Nasional di Amerika Serikat atau Markas Besar Komunikasi Pemerintah (GCHQ) di Inggris. Selain itu, 8200 merupakan unit tunggal terbesar dalam militer Israel.
Selain itu Unit 8200 merupakan turunan atau pecahan dari unit pemecah kode dan intelijen yang dibentuk pada 1948. Aktivitasnya sangat rahasia, bergerak di bidang sinyal, pengungkapan data, dan serangan teknologi.
Beberapa operasi yang diduga melibatkan unit ini termasuk virus Stuxnet yang melumpuhkan sentrifus nuklir Iran dan serangan siber pada 2017 terhadap perusahaan telekomunikasi milik pemerintah Lebanon, Ogero.
Pemimpin Unit 8200 pada tahun lalu mengatakan, pihaknya menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk membantu memilih target para pejuang Hamas.
Selain memata-matai warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza, unit tersebut beroperasi di semua wilayah, termasuk zona pertempuran. Di masa perang, unit ini terintegrasi dengan markas komando tempur.
Kata Pakar tentang Serangan Bom Pager
Pakar dari Global Cyber Risk yang berbasis di AS, Jody Westby, mengatakan Hizbullah mengandalkan teknologi lama karena mereka yakin lebih aman.
Menurut Westby, Hizbullah menggunakan pager karena komunikasinya lebih sulit dicegat dan dilacak.
"Ini adalah perang digital. Yang mereka lakukan adalah memutus jalur komunikasi untuk Hizbullah. Jelas itu ditanam, direncanakan, dan efektif. Saya tidak akan menyebutnya senjata pemusnah massal. Saya hanya akan menyebutnya senjata otonom," katanya.
Masalahnya, kata dia, serangan itu tak hanya mengincar anggota Hizbullah, melainkan warga sipil dan orang di sekitarnya.
Israel belum secara resmi mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, namun pemerintah Lebanon dan kelompok Hizbullah menuduh negara Yahudi itu bertanggung jawab atas ledakan pager.
Stasiun televisi Sky News Arabia, mengutip sumber keamanan, sebelumnya melaporkan pager yang meledak di Lebanon telah dipasangi alat peledak sebelumnya oleh badan intelijen Israel Mossad. Pager yang dikirim ke Lebanon dari Eropa lebih dulu jatuh ke tangan Israel. Pada kesempatan itulah, intelijen Zionis menanam bahan peledak pada baterai sebelum dikirim.
Bahan peledak yang ditanam pada baterai adalah pentaerythritol tetranitrate (PETN) yang bisa diledakkan dengan meningkatkan suhu baterai.
Media Lebanon melaporkan, pager meledak secara serentak setelah Israel menyabotase sistem komunikasi Lebanon.