Aktivitas Vulkanik Merapi Meningkat, Lava Tercatat Meluncur 1.600 Meter
MAGELANG, iNewsDemak.id - Gunung Api Merapi yang terletak di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan. Dilansir dari magma.esdm.go.id, pengamatan yang dilakukan pada Rabu, 14 Agustus 2024, antara pukul 00:00 hingga 06:00 WIB, mencatat sejumlah fenomena yang mengindikasikan peningkatan aktivitas di salah satu gunung paling aktif di Indonesia ini. Merapi, dengan ketinggian 2968 mdpl, terus mengeluarkan asap kawah dan mengalami guguran lava yang cukup intens.
Pada pengamatan visual, Gunung Merapi terlihat jelas dengan asap kawah utama yang berwarna putih pekat. Asap ini teramati naik hingga 15 meter dari puncak, menandakan aktivitas internal yang masih berlangsung. Cuaca di sekitar Merapi pada waktu tersebut cerah, dengan angin tenang yang bergerak ke arah barat. Kondisi ini memungkinkan pengamatan visual dilakukan dengan jelas.
Selain asap kawah, guguran lava juga teramati sebanyak 18 kali, semuanya mengarah ke Kali Bebeng. Jarak luncur maksimum guguran lava ini mencapai 1600 meter, sebuah indikator kuat bahwa suplai magma di dalam gunung masih aktif. Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun terlihat tenang dari luar, aktivitas vulkanik Merapi masih sangat aktif dan berpotensi meningkat.
Dalam konteks klimatis, kondisi cuaca di sekitar Gunung Merapi mendukung pengamatan visual yang akurat. Suhu udara tercatat berkisar antara 15 hingga 16.4C, dengan kelembaban relatif antara 74 hingga 82. Tekanan udara yang tercatat berada di antara 768.2 hingga 873.3 mmHg, menambah informasi penting bagi para ahli vulkanologi dalam memantau kondisi gunung.
Aktivitas kegempaan juga menjadi salah satu indikator penting dalam mengukur aktivitas vulkanik Merapi. Dalam periode yang sama, tercatat 24 kali gempa guguran dengan amplitudo yang bervariasi antara 2 hingga 22 mm. Durasi gempa yang tercatat berkisar antara 59.76 hingga 180.04 detik, menandakan adanya aktivitas internal yang cukup intens di dalam gunung.
Secara keseluruhan, pengamatan ini menunjukkan bahwa Gunung Merapi masih dalam fase aktif dengan potensi bahaya yang tinggi. Meskipun tidak ada tanda-tanda letusan eksplosif dalam waktu dekat, aktivitas guguran lava yang terus berlangsung memerlukan kewaspadaan tinggi dari masyarakat di sekitar gunung.
Dengan kondisi ini, para ahli terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik Merapi. Masyarakat di sekitar diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang untuk mengantisipasi potensi bahaya yang mungkin timbul.