4 Dalil Al-Qur'an tentang Hari Akhir: Membungkam Kaum Musyrik

4 Dalil Al-Qur'an tentang Hari Akhir: Membungkam Kaum Musyrik

Terkini | sindonews | Sabtu, 10 Agustus 2024 - 07:00
share

Prof Dr. Quraish Shihab menyebutkan bahwa Al-Quran melayani mereka yang ragu adanya hari pembalasan dan hari akhir dengan menampilkan dalil-dalil yang membungkam mereka. Berikut beberapa di antara dalil-dalil dimaksud.

Pertama , dalam surat Ya Sin (36) : 78-83 Allah berfirman, Dan dia (manusia durhaka) membuat perumpamaan bagi kami dan dia lupa kepada kejadiannya. Dia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?"

Katakanlah (hai Muhammad), "Ia akan dihidupkan oleh yang menciptakannya kali yang pertama (Allah). Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau; maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu (memperoleh bahan bakar darinya). Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi berkuasa untuk menciptakan yang serupa dengan itu?

Mari kita dengar uraian filosof Muslim, Al-Kindi, tentang kandungan ayat tersebut, sebagaimana dikutip oleh Abdul-Halim Mahmud dalam bukunya At-Tafkir Al-Falsafi Al-Islam .

Menurut Al-Kindi: Ayattersebut menegaskan bahwa: (a) Keberadaan kembali sesuatu setelah kepunahannya adalah bisa atau mungkin. Karena menghimpun sesuatu yang telah berpisah-pisah atau mengadakan sesuatu yang tadinya belum pernah ada, lebih mudah daripada mewujudkannya pertama kali.

Manusia mana yang mampu dengan fasafah manusia, menghimpun (informasi) dalam ucapan sebanyak huruf-huruf ayat diatas, sebagaimana yang telah dihimpun oleh Allah untuk Rasul-Nya Saw. Demikian komentar filosof Al-Kindi tentang ayat-ayat di atas. Kedua , surat Al-Isra' yang menguraikan bagaimana pembuktian tentang kepastian hari kiamat -pada akhirnya ditemukan sendiri melalui tuntunan Al-Quran- oleh mereka yang tadinya meragukannya. Gaya ini digunakan oleh Al-Quran agar manusia merasa bahwa ia ikut berperan dalam menemukan satu kebenaran dan dengan demikian ia merasa memilikinya serta bertanggung jawab untuk mempertahankannya. (Mereka bertanya), "Apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-benda yang hancur, masih dapat dibangkitkan kembali sebagai makhluk-makhluk yang baru?" Katakanlah, "Jadilah kalian batu, atau besi, atau apa saja yang menuntut pikiran kalian lebih mustahil untuk diciptakan kembali." Maka mereka akan bertanya, "Siapakah yang akan menghidupkan kami kembali?" Katakanlah, "Yang telah menciptakan kamu pada kali pertama."

Lalu mereka akan menggeng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata, "Kapan itu (akan terjadi)?" Katakanlah, "Boleh jadi (dalam waktu) dekat" ( QS Al-Isra' [17] : 49-51). Al-Quran -yang bermaksud melibatkan manusia dalam penemuan keyakinan tentang hari kebangkitan ini- tidak menjawab pertanyaan kaum musyrik tadi degan "ya" atau "tidak". "Tetapi, diajukan-Nya suatu problem baru yang belum terlintas dalam benak si penanya, yaitu dengan pernyataan yang diperintahkan kepada Nabi Saw. untuk disampaikan seperti terbaca di atas," tulisProf Dr Quraish Shihab dalam bukunya berjudul " Wawasan Al-Quran, Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat" (Mizan, 2007).

Seakan-akan penggalan kata tersebut berbunyi, "Bagaimana seandainya setelah kematian nanti kalian bukan menjadi tulang-belulang yang pernah mengalami hidup, tetapi batu-batu atau besi-besi atau makhluk apa saja yang sama sekali belum pernah mengalami 'hidup' dan menurut kalian lebih mustahil untuk dihidupkan?" Pada saat itu Al-Quran mengajak akal mereka mengajukan pertanyaan yang mereka ajukan semula, "Siapakah yang akan menghidupkan itu semua kembali?"

Manusia berasal dari tanah; bukankah makanannya berasal dari tumbuhan-tumbuhan dan binatang yang memakan apa yang terbentang di bumi Allah? Makanan tersebut diolah oleh tubuhnya, sehingga menghasilkan sperma.

Bahkan sekelompok pemuda yang beriman -yang terpaksa berlindung ke sebuah gua karena khawatir kekejaman penguasa masanya-ditidurkan selama tiga ratus tahun lebih, kemudian dibangunkan kembali oleh Allah. Kisah mereka diuraikan secara panjang lebar dalam surat Al-Kahf (18): 9-26 dan bekas-bekas peninggalan mereka berupa gua tempat persembunyian telah ditemukan beberapa kilometer dari kota Amman, Yordania. Kini gua itu menjadi salah satu objek yang dikunjungi para wisatawan dan peziarah. Demikian sedikit dari dalil dan bukti-bukti yang dikemukakan Al-Quran untuk menyingkirkan keraguan tentang hari kebangkitan.

Topik Menarik