Relawan RK Gandeng Komunitas Disabilitas Rumuskan Jakarta yang Lebih Humanis
JAKARTA - Seluruh warga Jakarta harus mendapatkan pelayanan yang sama, termasuk komunitas disabilitas. Oleh karena itu, aspirasi untuk mewujudkan kota Jakarta yang humanis harus disuarakan. Berbagai inovasi dan perbaikan dalam pembangunan harus terus melibatkan kelompok rentan sejak dalam perencanaan.
Relawan Kita (RK) menggelar diskusi dengan sejumlah komunitas disabilitas di Jakarta yang dilaksanakan di Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Diskusi tersebut dipandu Budi Prasojo, Kepala Sekolah Luar Biasa Ganda Rawinala yang juga anggota Dewan Kota Jakarta Timur.
Sebenarnya sudah ada sejumlah peraturan, dari tingkat undang-undang hingga turunannya, namun bagaimana pelaksanaannya? Pemerintah juga harus bergeser pandangannya dari sekadar memenuhi kebutuhan fisik saat ini ke arah bagaimana kehidupan kelompok disabilitas dalam jangka panjang, papar anggota RK, Dani Taufiq Rachman dalam keterangannya, Sabtu (6/7/2024).
Sementara itu, Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Jakarta, Leindert Hermeinadi mengatakan, sudah ada kebijakan-kebijakan yang baik, namun pelibatan sejak perencanaan yang kurang.
Ambil contoh sederhana, pembangunan trotoar. Coba kami dilibatkan. Bagaimana supaya dapat diakses oleh pemakai kursi roda, bagaimana pemilihan material yang tidak licin, bagaimana guiding block untuk penyandang netra yang pas. Dengan pelibatan maka anggaran untuk kaum disabilitas akan optimal, urai aktivis disabilitas yang akrab disapa Didi ini.
Salah satu kelompok yang harus mendapatkan perhatian dalam isu disabilitas ini adalah orang tua dan keluarga yang memiliki anak atau anggota keluarga dengan disabilitas dan kebutuhan khusus. Aspirasi ini disampaikan oleh Rini yang mewakili Perkumpulan Orang Tua Anak Disabilitas Indonesia (PORTADIN) Jakarta.
Bis sekolah untuk disabilitas sudah ada, tapi waktu mendampingi anak, saya tidak boleh naik dengan alasan saya bukan disabilitas. Berarti ini ada pemahaman yang belum merata tentang kebutuhan disabilitas. Padahal, tidak mungkin saya melepas anak saya sendiri, Rini menceritakan pengalamannya.