Tips Bersahabat dengan AI: Harus Paham dan Kritis
JAKARTA Kehadiran Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan telah membawa dampak yang besar di berbagai aspek kehidupan. Di Indonesia, penggunaan AI berkembang dengan begitu pesat.
Berdasarkan data dari WritterBuddy, Indonesia menempati posisi ketiga sebagai negara dengan jumlah kunjungan ke aplikasi AI terbanyak secara global, dengan total 1,4 miliar kunjungan selama periode September 2022 hingga Agustus 2023.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) juga menyatakan bahwa sebesar 22,1 pekerja di Indonesia telah mulai menggunakan teknologi AI. Meskipun AI memberikan banyak manfaat yang positif bagi masyarakat, teknologi ini juga menghadirkan sejumlah tantangan. Sebagian orang khawatir AI dapat menggantikan pekerjaan mereka, termasuk dalam bidang Public Relations (PR).
Menanggapi kekhawatiran ini, pengurus Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) Rivan Tanjung mengatakan bahwa AI harus dilihat sebagai partner dibandingkan musuh.
Menyadari hal ini, dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie Octaviniant Aspary, S.Ikom., M.Si., memberikan tips agar kita bisa akrab dengan AI untuk mendukung pekerjaan. Hal ini disampaikan pada seminar dengan tema Irreplaceable: PRs Contribution In The Age of AI yang digelar oleh mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie berkolaborasi dengan PERHUMAS pada Sabtu, 25 Mei 2024. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Public Relations Day Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie yang diadakan setiap tahunnya.
Tantangan terbesar dalam fenomena AI ini adalah self control dan self discipline, maka dari itu penting bagi seorang PR untuk tetap berpegang teguh pada peraturan seperti selalu transparan dalam memberikan informasi. Dan kita harus pintar dalam memanfaatkan AI, ujar Octaviniant.