Semangat Sri Asih Ketuk Tular Warga untuk Peduli Sampah, Kini Jadi Lingkungan Sehat dan Dapat Hasilkan Emas

Semangat Sri Asih Ketuk Tular Warga untuk Peduli Sampah, Kini Jadi Lingkungan Sehat dan Dapat Hasilkan Emas

Terkini | okezone | Rabu, 17 April 2024 - 16:18
share

BOGOR - Pelopor Bank Sampah Asri Mandiri, Sri Asih mengatakan sampah menjadi menjadi sebuah persoalan lingkungan dan juga di tempat tinggalnya di Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, dia tergerak bersama warga mengatasi hal tersebut dengan mendirikan bank sampah.

Pada 2013, sampah-sampah warga di kawasan tidak dapat dibuang sementara waktu ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Galuga. Sebab, kondisi di sana tidak dapat menampung sampah karena sempat penuh.

Oleh karena itu, warga memutar otak untuk dapat mengelola sampah dengan lebih bijak. Hal itu menjadi awal terbentuknya Bank Sampah Asri Mandiri.

"Kami mengelola sampah daur ulang dan organik. Untuk residunga kami buang ke TPA. Setidaknya, kami benar-benar mengurangi sampah yang dibuang ke sana," ucap Asri saat ditemui Okezone belum lama ini.

Dia mengatakan bank sampah itu pun disambut antusias masyarakat setempat karena berbondong-bondong membantu pemilihan sampah. Hal tersebut pun sambil pihaknya terus belajar pengelolaan sampah agar punya manfaat segi ekonomis yang akan dijual ke pengepul dan pihak swasta.

Selain itu, Bank Sampah Asri Mandiri pun memproduksi berbagai produk dari bank sampah. Produk itu seperti berbagai dompet dari potong-potongan plastik yang dirangkai dijadikan lembaran.

"Kami bisa mengelola sampah rata-rata 300 kilogram dalam satu minggu, ucapnya

Terapkan Konsep Tabungan Sampah Jadi Emas

Bank sampah di wilayahnya itu mendapatkan dukungan dari PT Pegadaian yang juga berkolaborasi dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk mengembangkan bank sampah. Sebab, nasabah bisa menabung dari pemasukkan penjualan sampah ke bank sampah untuk menjadi emas.

"Sejak 2013, nasabah menabung dari hasil disetor dari sampah yang dijual. Itu berupa nominal yang bisa diambil dalam kurun waktu tertentu. Jadi, mereka stor sampah langsung tahu dapat berapa (nominal) karena kami punya acuan harga," katanya.

Namun, pola itu berganti menjadi tabungan emas setelah pihaknya berkolaborasi dengan PT Pegadaian. Sebab, hasil penjualan sampah dari nasabah akan dipersenkan menjadi emas berdasarkan harga jualnya.

"Warga sangat tertarik dengan tabungan emas ini. Di sini ada dua tabungan, tabungan sampah dan tabungan emas. Saat saldonya sudah Rp 50 ribu dari tabungan sampai akan kami konvensi menjadi emas," ujarnya.

Nasabah bank sampah memang cukup percaya dengan pengurus. Jadi, mereka menyerahkan buku tabungan pun untuk disimpan oleh pengurus untuk mencatatkan pemasukkan nasabah.

"Ada warga asik setor saat dicek ternyata sudah punya tabungan 2 gram emas. Itu berkisar Rp2 jutaan saat pandemi covid-19," ucapnya.

Topik Menarik