Dirikan Tingwe 73 Bermodal Rp600 Ribu, Yudi Kini Memiliki Aset Miliaran
TEMBAKAU Linting Dewe (Tingwe) memang menjadi alternatif saat harga rokok putih melejit. Alhasil, cuan pun tidak dapat dihindari.
Seperti yang dialami Yudi Hendrawan. Kios Tingwe 73 miliknya kini tidak pernah sepi dari pembeli. Harga yang terjangkau, menjadi salah satu alasan konsumennya membeli di tokonya.
"Tidak pernah sepi pembelinya," tutur Yudi saat ditemui Okezone di Jakarta.
Dia pun berkisah, saat memulai usaha Tingwe 73 hanya bermodal Rp600 ribu. Modal tersebut merupakan hasil penjualan tembakau milik orangtuanya.
"Sejak kecil saya disuruh orangtua untuk berjualan tembakau di emperan di kawasan Jakarta Selatan. Kemudian, saya bertekad untuk membuka usaha sendiri sejak 2005," tuturnya.
Pada zaman tersebut, tambah Yudi, belum banyak pedagang yang berjualan tembakau. Selain masih langka, Yudi mengaku tembakau milik orangtuanya sangat istimewa.
"Pembelinya ada yang dari Tanjung Priok, Jatinegara, Jakarta Utara, Parung, dan Angke, mereka datang ke mari," tandasnya.
"Kami punya semacam tembakau andalan yang diracik sendiri dan tidak ada dijual di orang lain. Jadi orang tertarik dengan racikan kita. Menurut mereka tembakau kita saat dihisap enak dan nyaman."
Pada 2016, Yudi merasa terusik karena lapak jualannya kerap didatangi Satpol PP. Karena tidak nyaman berjualan di emperan jalan, bermodal nekat Yudi mencoba untuk beralih ke kios.
"Pernah dulu ikut berjualan di area relokasi, namun Lokasi dan tempat tidak mendukung. Penjualan sepi dan akhirnya saya memilih untuk membuka kios pertama di Jalan Panjang, Kebon Jeruk," tuturnya.
Di sini pun kisah pilu penjualan tembakau Yudi belum berakhir. Dia terbentur dengan biaya sewa yang sangat tinggi yakni Rp25 juta per tahun, dan harus dibayar langsung selama dua tahun. Yudi tak patah arang dan berusaha melobi pemilik.
"Saya akhirnya bisa menempati kios tersebut dengan kurun waktu 1,5 tahun. Modal awal saat stok pertama buka sekira Rp15 juta, karna setelah dipajang di kios barang kelihatan sedikit ahirnya ditambah Rp15 juta, jadi total Rp30 juta. Alhamdulillah sekarang bisa berkembang pesat. Sekarang bukan hanya berjualan, tapi sudah menjadi distributor," tuturnya.










