Pengamat: Kalau Tim Transisi Prabowo-Gibran Dibentuk Berarti Ada Masalah di Internal

Pengamat: Kalau Tim Transisi Prabowo-Gibran Dibentuk Berarti Ada Masalah di Internal

Terkini | inews | Senin, 26 Februari 2024 - 22:59
share

JAKARTA, iNews.id - Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai ada persoalan di internal jika tim transisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto. Sebab, visi misi yang diusung Prabowo-Gibran memiliki kesamaan dengan Jokowi.

Apa yang mau ditransisikan kalau visi misinya sama. Ini kan kelanjutan (pemerintahan sebelumnya), kata Ray, Senin (26/2/2024).

Hal yang dibutuhkan, menurut dia, sebatas tim kerja. Tim ini yang menyiapkan kepemimpinan baru yang sifatnya berkelanjutan.

Menurutnya, jika tim transisi dibentuk, maka tim tersebut menyiapkan perubahan visi. Sehingga diperlukan adanya perubahan suprasutruktur.

Sementara tim kerja, kata dia, merupakan orang-orang yang disiapkan terkait kerja-kerja teknis tanpa ada perubahan visi misi presiden yang baru.

Ini kan dari ayah ke anak. Bapaknya menginginkan begini, anaknya yang melaksanakan. Jadi untuk apa ada tim transisi? Tidak ada hal yang secara prinsip mengharuskan mengubah perilaku, orientasi, model pendekatan, dan sebagainya, ujarnya.

Dia menilai, publik akan melihat adanya persoalan di internal pendukung Prabowo-Gibran jika tim transisi dibentuk. Dia menganalisis ada tiga kelompok jika masalah di internal terjadi.

Kelompok Pak Jokowi, Kelompok Golkar yang sekarang lagi naik daun, serta Kelompok Gerindra dan Prabowo, tutur Ray.

Ray menyebut, Golkar sedang naik daun karena perolehan suaranya berada di posisi kedua terbanyak berdasarkan hitung cepat. Selain itu, isu hak angket DPR membuat posisi Golkar menjadi kuat.

Presiden butuh Golkar untuk menahan agar angket tidak berkelanjutan, tuturnya.

Ray memandang ada upaya mempertemukan kepentingan ketiga kelompok tersebut jika tim transisi dibentuk. Dia mencontohkan, Golkar yang tidak bekerja begitu keras saat pemenangan Jokowi-Maruf Amin berhasil mendapat empat kursi kabinet.

Masa sekarang saja (Golkar) dapat empat, mungkin sekarang dapat tujuh, setidaknya enam kursi. Makanya kelihatannya ini ada tiga faksi, kata dia.

Dia juga menilai ada kemungkinan upaya jatah untuk Jokowi tidak terlalu banyak. Boleh jadi dua faksi lainnya menghendaki jangan terlalu banyak campur tangan Jokowi di kabinet sekarang, kata Ray.

Ray mengatakan Jokowi sudah mengatakan bakal menjadi jembatan para tokoh bangsa. Menurutnya, pernyataan ini bermakna siapa pun yang mau bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran harus melalui Jokowi.

Ini bisa tidak diterima oleh dua kelompok lainnya, tuturnya.

Topik Menarik