Bacaan Niat Puasa Syaban: Arab, Latin, Artinya Lengkap Tata Cara dan Keutamaan
JAKARTA, iNews.id - Bulan Syaban merupakan bulan ke-8 Hijriyah yang di dalamnya dianjurkan bagi muslim untuk memperbanyak puasa sunnah. Lantas, bagaimana bacaan niat puasa Syaban?
Isnan Ansary dalam bukunya berjudul Puasa yang Maysru' dan Tidak Masyru menjelaskan, para ulama sepakat bahwa mengkhususkan berpuasa pada Bulan Syaban hukumnya sunnah, bahkan diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW paling banyak berpuasa sunnah di Bulan Sya'an.
Dari Aisyah radhiyallahu'anha, ia berkata: Saya tidak melihat rasulullah SAW memperbanyak puasa dalam satu bulan yang lebih banyak puasa daripada bulan Syaban". (HR. Imam Muslim)
Para Ulama juga sepakat bahwa puasa yang dilakukan di Bulan Syaban diniatkan sebagai puasa mutlak. Bagi muslim yang ingin menjalankan puasa sunnah Syaban perlu kiranya mengetahui bacaan niatnya.
Berbeda dengan Puasa Ramadhan yang mensyaratkan khusus niat puasa sejak malam hari hingga sebelum subuh sebagaimana pendapat dalam Mazhab Imam Syafi'i.
Seluruh ulama sepakat bahwa yang namanya niat tempatnya ada di hati. Jumhur ulama sepakat bahwa melafazkan niat tidak wajib.
Namun, dalam mazhab Imam Syafii seperti yang sebagian besar dianut Muslim Indonesia tidak afdhol jika belum melafazkan niat. Imam As-Syafii seperti yang dinukil oleh Imam Nawawi dalam Al-Majmu, jiid 6, hal. 248 menegaskan:
.
Tempat niat itu adalah hati dan tidak disyaratkan diucapkan dengan lidah, dan tidak cukup dengan niat hati, namun dianjurkan/disukai untuk melafazkan (dengan lidah) bersamaan dengan niat di hati.
Niat Puasa Syaban
.
Latin : Nawaitu shauma ghadin 'an syahri sya'ban sunnatan lillaahi ta'ala.
Artinya : Saya niat berpuasa besok dari bulan Syaban sunnah karena Allah Ta'ala.
Tata Cara Puasa Syaban
Tata cara menjalankan puasa Syaban sama seperti menjalankan puasa sunnah lainnya. Berikut tata cara lengkapnya:
1. Membaca Niat Puasa
Meski boleh membaca niat puasa Senin Kamis ketika pagi hari karena lupa, sebaiknya niat Puasa Senin Kamis dilakukan di malam hari berbarengan dengan makan sahur atau sebelum terbit fajar.
2. Makan Sahur
Salah satu sunnah puasa yakni makan sahur. Sebab, dalam sahur ada keberkahan dan mendapat pahala. Namun tidak masalah jika tidak sahur karena lupa ketiduran.
Imam Ibn Hajar rahimahullah menjelaskan tentang keberkahan dalam sahur, ditinjau dari berbagai sisi, sebagai berikut :
- Mengikuti sunnah Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wa sallam.
- Pembeda dengan puasa ahli kitab, berdasarkan hadits dari Amru bin Al Ash dari Nabi shallallaahu alaihi wa sallam beliau bersabda, Pembeda antara puasa kita dengan puasanya Ahli Kitab ialah makan sahur (HR. Muslim).
- Menguatkan badan dalam melaksanakan ibadah puasa.
3. Menahan Diri dari yang Membatalkan Puasa
Agar puasa Senin Kamis yang dijalankan tidak sia-sia harus bisa menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa antara lain makan, minum, bersenggama, dan hal-hal lainnya yang dapat membatalkan puasa.
4. Memperbanyak amal ibadah
Selain menghindari hawa nafsu, dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah saat melakukan puasa mutih baik dengan membaca Al Quran, berdzikir maupun sholawat.
5. Membaca Doa
Doa orang puasa itu mustajab. karena itu, dianjurkan untuk berdoa kepada Allah SWT agar hajat yang akan dilakukan bisa dikabulkan dan berjalan sesuai yang dikehendaki Allah SWT.
Allahumma Innaka 'afuwwun tuhibbul'afwa fa'fu 'annii
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf suka memberi maaf, maka maafkanlah daku".
6. Menyegerakan Berbuka Puasa
Jika waktu magrib tiba, dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa.
Berikut doanya
.
Allahumma laka shumtu wabika aamantu wa 'ala rizqika afthartu dzahabadhdhomau wabtallatil 'uruuqu wa tsabatal ajru insyaa Allah.
Keutamaan Puasa Syaban
1. Diangkatnya Amalan Ibadah
Dikutip dari Pusat Kajian Hadis, amalan harian manusia di laporkan setiap bakda shubuh dan ashar, amalan mingguannya setiap hari senin dan amalan tahunan pada Bulan Syaban.
Hal ini sesuai hadits Rasulullah SAW.
Telah mengabarkan kepada kami [Amr bin Ali] dari [Abdurrahman] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Tsabit bin Qais Abu Al Ghushn] seorang syaikh dari penduduk Madinah dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abu Said Al Maqburi] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Usamah bin Zaid] dia berkata; Aku bertanya; Wahai Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Syaban?
Beliau bersabda: Itulah bulan yang manusia lalai darinya; -ia bulan yang berada- di antara bulan Rajab dan Ramadlan, yaitu bulan yang disana berisikan berbagai amal, perbuatan diangkat kepada Rabb semesta alam, aku senang amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa. (Nasai 2317).
2. Puasa Bulan Syaban Terbaik setelah Ramadhan
Puasa Bulan Syaban merupakan puasa yang terbaik setelah Ramadhan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi di nomor 599 disebutkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
Dari Anas dia berkata, Nabi Shallallaahu alaihi wasallam ditanya tentang puasa yang paling utama setelah Ramadlan, Beliau menjawab: Bulan Syaban untuk memuliakan Ramadlan, Beliau ditanya lagi, lalu Shadaqah apa yang paling utama? Beliau menjawab: Shadaqah di bulan Ramadlan.
Wallahu A'lam Bishshowab









