Benarkah Padang Mahsyar Terletak di Palestina?
Benarkah Padang Mashyar terletak di Palestina? Dr Muhsin Muhammad Shaleh dalam bukunya berjudul " Ardhu Filistin wa Syabuha " yang diterjemahkan Warsito, Lc menjadi " Tanah Palestina dan Rakyatnya " mengatakan Palestina adalah tanah Mahsyar dan Mansyar (tempat dikumpulkan dan disebarkan) manusia.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad dari Maimunah binti Sad ra, dia berkata, Wahai Nabi Allah, fatwakan kepada kami mengenai Baitul Maqdis. Beliau bersabada, Tanah Mahsyar dan Mansyar. (Hadits Shahih riwayat Ahmad dan Ibnu Majah).
Mahsyar (Arab: ) adalah dataran yang sangat luas tempat berkumpul para makhluk pertama, hingga makhluk yang terakhir hidup. Dataran Mahsyar berada di alam akhirat, dan dikatakan berpasir, tidak terlihat tinggi maupun rendah.
Di Mahsyar inilah semua makhluk Allah yang berada di tujuh lapis langit dan bumi termasuk malaikat, jin, manusia, binatang berkumpul dan berdesak-desakan. Setiap manusia pada hari pengadilan akan hadir di mahsyar, diiringi oleh dua malaikat, yang satu sebagai pengiringnya dan yang satu lagi sebagai saksi atas segala perbuatannya di dunia.
Menurut ajaran Islam, manusia yang pertama kali dibangkitkan oleh Allah adalah Muhammad. Hari-hari di Mahsyar itu disebut sebagai Yawm al Mahsyar ( , Yaumul Hasyir). Kemudian dikatakan dalam sebuah hadis Palestina adalah tanah Mahsyar (dikumpulkan) dan Mansyar (disebarkan) manusia.
Palestina juga rumah negeri Islam saat terjadi cobaan dan fitnah begitu dahsyat. Dari Salamah bin Nufail berkata, Rasulullah SAW bersabda, Rumah negeri Islam adalah di Syam. (Hadits Shahih riwayat at Thabrani)
Dan dari Abdullah bin Amr ra berkata, Rasulullah SAW telah bersabda, Saya melihat tiang-tiang al Kitab (al Quran) tercerabut dari bawah bantalku. Maka saya lihat ketika tiba-tiba ada cahaya yang berkilauan menyangga menuju Syam, ketahuilah iman itu ada di Syam ketika terjadi fitnah. (Hadits Shahih riwayat Hakim dan Abu Naim di al Hilyah)
Orang yang tinggal di Palestina dinilai layaknya mujahid dan murabith (penjaga keamanan dari serangan musuh) di jalan Allah.
Dari Abu Darda ra berkata, Rasulullah SAW telah bersabda, Penduduk Syam beserta istri-istri, keluarga, hamba sahaya mereka baik yang laki-laki mapun perempuan, sampai ujung pulau adalah para murabith di jalan Allah. Maka barang siapa menduduki salah satu kota dari kota-kotanya maka dia sedang murabith, dan barang siapa menduduki satu benteng kota maka dia dalam jihad. [HR al Thabrani. Al Haitsami berkata, dalam sanad hadis ini ada Artha bin al Mundzir, selebihnya adalah orang-orang tsiqat (terpercaya)].
Menurut Muhsin Muhammad Shaleh, banyak hads yang saling menjelaskan dan menguatkan bahwa thaifah manshurah (kelompok yang mendapat pertolongan) yang konsisten dalam kebenaran (al haq) ada di Syam, khususnya di Baitul Maqdis dan sekitarnya.
Diriwayatkan dari Abu Umamah, secara marfu kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, Akan tetap ada sekelompok umatku berada dalam kebenaran, tak terkalahkan oleh musuh-musuhnya sampai datangnya putusan Allah sedang mereka tetap demikian. Kemudian ditanyakan kepada Rasulullah SAW, Wahai Rasulullah, dimanakah mereka? Beliau bersabda, Baitul Maqdis dan daerah sekitarnya.
Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad dengan teks tersebut, para perawinya semua tsiqat kecuali Mahdi bin Jafar al Ramli. Orang ini oleh Inu Hiban dan Yahya bin Muin disebut tsiqat dan didhaifkan oleh al Bukhari.










