Viral Bayi Prematur Meninggal Usai Diduga Dipakai Klinik Bikin Konten
VIRAL di media sosial seorang bayi prematur dengan berat 1,5 kg meninggal dunia, usai diperbolehkan pulang oleh sebuah klinik di daerah Tasikmalaya yang menanganinya.
Klinik tersebut kini ramai jadi perbincangan banyak orang. Akibat diduga memberikan pelayanan buruk kepada pasiennya. Lewat akun Instagram @nadiaanastasyasilvera kronologi kejadian itu dibeberkan di beberapa postingannya.
Awal mulanya Nisa Armila datang ke klinik pukul 16.00 WIB dengan keluhan mules pada bagian perutnya seperti ingin melahirkan. Nisa yang saat itu memiliki usia kandungan 36 minggu atau sembilan bulan, ditemani kakak iparnya justru diminta pulang oleh pihak klinik, karena dianggap masih dalam pembukaan dua, walaupun saat itu kondisi Nisa sudah menunjukkan keadaan lemas.

Terkuak! PSSI Kantongi Lima Calon Pelatih Timnas Indonesia, Beberapa Masih Terikat Kontrak
Lalu pukul 20.00 WIB saya bawa kembali istri saya ke klinik karena kondisi istri saya sudah tidak bisa lagi menahan sakit di perutnya. Di Klinik istri saya tidak dilayani dengan baik oleh bidan jaga, ia terus bermain handphone tidak memperdulikan istri saya yang kesakitan, tulis Erlangga selaku suami dalam postingan, dikutip dalam Instagram @nadiaanastasyasilvera, Senin (20/11/2023).
Sang bidan hanya menyampaikan kalau ia akan memeriksa kondisi Nisa pada pukul 24.00 WIB. Akan tetapi sekitar pukul 21.30 WIB, Nisa yang khendak ingin ke Toilet tiba-tiba saja mengeluarkan banyak darah serta air ketuban yang membuat sang suami panik, dan segera memanggil bidan untuk memeriksa istrinya. Namun ia tetap tidak mau memeriksa dan tetap ingin melakukannya di jam 24.00 WIB.
Singkat cerita, bayi pasangan Nisa dan Erlangga pun lahir pada pukul 22.00 WIB dengan berat awal yang ditimbang di klinik 1,7 kg, pihak klinik tidak memberikan secara rinci terkait kondisi bayi saat dilahirkan.
Mirisnya, saat proses persalinan Nisa juga justru dinilai oleh pihak keluarga dijadikan bahan praktek kepada mahasiswa yang sedang bertugas di sana. Sedangkan bidan senior memilih untuk tetap asyik bersama handphonenya.
Bayi Nisa dan Erlangga pun dimasukkan ke dalam inkubator sederhana dengan dilapisi pakaian dan juga selimut. Tidak memberikan informasi tambahan apapun tentang kondisi bayi, bidan meninggalkan bayi itu tanpa dilakukannya observasi.
Tidak ada yang stand by satu orang pun, semua bidan pada tidur. Saya tunggu hasil observasi seperti yang dijanjikannya, tapi hasilnya nihil, tulis Erlangga.
Tidak lama kemudian saat pukul 07.00 WIB, bayi Nisa pun dimandikan oleh bidan dengan waktu yang sangat lama. Setelah pukul 08.30 WIB selesai di mandikan, Nisa dan bayi justru diberitahu oleh pihak klinik kalau sudah diperbolehkan pulang.
Saya membereskan administrasi pembayaran, istri saya menggunakan KIS (Kartu Indonesia Sehat), saya kira tidak perlu bayar karena ada KIS, tetapi saya membayar sejumlah satu juta rupiah tanpa diberikan kwitansi yang jelas, tulis Erlangga.










