Pejuang Hebat versus Persenjataan Modern, Siapa yang Menang?

Pejuang Hebat versus Persenjataan Modern, Siapa yang Menang?

Terkini | inews | Rabu, 8 November 2023 - 19:19
share

Hamidin

Mantan Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT, Pengamat Terorisme

Mereka adalah "Guter Krieger"

PERANG Hamas versus Israel bukanlah sekadar perang antaretnik atau agama dengan mengandalkan teknologi persenjataan sederhana yang minim logistik, medan tempur yang terbuka, hutan belukar, gunung dan pasukan yang memiliki militansi rendah. Mereka adalah para pelaku perang yang tangguh, yang pada masa perang Nazi Jerman biasa disebut sebagai "Guter Krieger", pejuang hebat, sadis, yang tidak takut mati, serta telah pula menggunakan persenjataan super canggih.

Dari pihak Israel, selain menggunakan senapan serbu, granat, roket, pesawat jet tempur dengan peluru yang mampu membunuh secara masal, juga bom spons atau bom busa yang mampu membunuh musuh dalam lubang-lubang persembunyian yang berliku dan rumit.

Untuk Hamas, karena gerakan dalam perang menggunakan model yang sangat tertutup dan gerilya, maka secara organisasi dan perpolitikan hanya dikenal tiga jabatan yang ditonjolkan. Ketiganya, Kepala Biro Politik dan Wakil Kepala Biro Politik, Kepala Biro Politik Gaza dan Kepala Wilayah External Biro Politik.

Sementara struktur organisasi militer, untuk alasan keamanan tidak banyak diekspose. Nama-nama tokoh pejabat kunci Hamas yang dikenal secara global tersebut yakni, Ismail Haniyeh, kepala biro politik yang beroperasi dari Doha sejak 2020. Kedua, Salih al-Suri, wakil Ismail Haniyeh sejak 2017. Ketiga, Yahya Al Sinwar Kepala Biro Politik di Gaza sejak tahun 2017 dan keempat Khaled Mashal Kepala Wilayah Ekternal Biro Politik sejak awal 2021 dan sebelumnya April 1996 hingga Mei 2017.

Di pihak Hamas, Siapa Saja "Guter Kruger" Pejuang Legendaris, Sadis, Berani Mati dan Hebat Itu?

Sebutlah ada seorang pemimpin bertubuh kurus ceking, berambut abu-abu yang dipotong pendek, yang berjalan di jalanan jalur Gaza. Yang setelah satu serangan udara awal Oktober lalu, memposting video testimoni dengan pernyataan, "Perjalananku akan memakan waktu satu jam, sekarang kamu bisa mengejarku". Tentu ini ditujukan pada tentara Israel. Dia juga kemudian beberapa kali mengambil foto selfie.

Dia seorang lelaki yang dilahirkan di Kamp Pengungsi Khan Younis tahun 1962, dilahirkan dan tumbuh dalam suasana penuh kemiskinan pascakemenangan perang Israel dalam "perang enam hari" pada tahun 1967. Dia pembunuh berdarah dingin, yang rela mati sebagai martir daripada harus dipermalukan Israel.

Dia pernah dipenjara oleh Israel selama 23 tahun sampai Israel menarik diri dari Gaza dan menutup jalur Gaza pada tahun 2005. Di penjara, dia belajar bahasa Ibrani dan bergabung dengan sesama kelompok militan lain dalam penjara. Dia memulai karier perangnya saat bergabung dengan Brigade Qassam (sayap Hamas), hingga akhirnya terpilih menjadi pimpinan Hamas dalam pemilihan rahasia tahun 2017.

Dialah Jahia Sinwar, pengganti Ismail Hanija yang setelah itu diangkat menjadi Politbiro dan tinggal di pengasingan Qatar. Tidak terhitung berapa kali Sinwar lolos dari serangan Israel. Dalam kejadian yang baru lalu, rumah Sinwar diluluhlantakkan oleh pasukan Israel.

Selain Sinwar, ada juga tokoh yang namanya tidak kalah melegenda karena dianggap sebagai dalang setiap serangan Hamas ke Israel. Tidak banyak yang tahu tentang tokoh yang satu ini karena dia bak hantu (demikian orang Gaza melebeli sifatnya). Ini semata-mata karena dia tidak pernah diam di satu tempat dalam semalam.

Tokoh ini juga adalah satu di antara orang yang paling dicari Israel selama ini dan nyatanya dia masih hidup. Dia pemimpin Brigade Izz el-Deen al-qasam (sayap Hamas). Dia berada di balik operasi militer di Jalur Gaza, termasuk dalang penyerangan Selasa 7 Oktober 2023 lalu.

Dia adalah Mohamed Deif. Karena seringnya lolos dalam penyergapan di Gaza, dia dikenal sebagai "pria dengan sembilan nyawa". Tidak banyak yang mengenalnya, kecuali pada sebuah foto saat dia masih berusia 20-an tahun. Seorang pria berkumis, badan agak besar, bermata gelap dengan rambut yang juga hitam lebat.

Informasi lain menyebutkan tahun 2006, dia telah kehilangan 1 mata, satu lengan dan satu kaki. Nama Mohamed Deif itu konon bukan nama asli. Ada yang menyebutkan nama aslinya Mohammed al-Masri.

Deif dalam bahasa Arab artinya tamu. Ini mengidentifikasikan bahwa dia memang paling hanya sebentar berada di suatu tempat, kemudian pindah ke tempat lain untuk menghindari pengidentifikasian Israel. Sehingga dialah sang "Deif" atau "Tamu".

Selain dua tokoh di atas, ada tokoh politik tertinggi pimpinan yang seluruh dunia telah sangat mengenalnya. Dia adalah Ismail Haniyeh. Jabatannya Kepala biro politik atau sayap politik Hamas yang berada di luar negeri sejak 2019. Dia salah satu asisten penting pendiri Hamas pada masa Ahmed Yassin, yang tewas dalam serangan udara pada tahun 2004.

Selanjutnya setelah mengalahkan partai saingannya, Fatah Hamas berkuasa di Jalur Gaza sejak tahun 2006 dan menguasai sebagian besar Tepi Barat dalam pemilihan parlemen. Sejak tahun 2013, Hamas telah berulang kali menembakkan roket dari Jalur Gaza ke Israel. Kini Israel pada gilirannya telah memblokir wilayah tersebut dan penduduknya melalui darat, udara dan laut. Israel hanya mengizinkan pergerakan barang dan orang secara terbatas melalui dua penyeberangan darat yang terputus akibat pertempuran minggu-minggu lalu.

Haniyeh terpilih sebagai kepala biro politik Hamas pada tahun 2017 dan terpilih kembali pada tahun 2021. Departemen Luar Negeri AS mengklasifikasikan Haniyeh sebagai teroris pada tahun 2018. Diperoleh juga informasi bahwa setelah dua tahun pemimpin Hamas ini, dia tinggal di Gaza bersama keluarganya dan kini pindah ke Doha di sebuah hotel mewah. Konon, dia telah mengumpulkan kekayaan senilai jutaan dolar AS selama di Gaza.

Menurut majalah Mesir Rose al-Yusuf, Haniyeh menghabiskan 4 juta dolar AS untuk properti pantai Gaza saja pada tahun 2010. Sejak itu, pemimpin Hamas telah membeli beberapa vila dan bangunan di Jalur Gaza, yang katanya telah didaftarkan atas nama 13 anaknya.

Kepemilikan yang dianggap mewah ini sangat kontras dengan kenyataan hidup banyak warga Palestina. Seluruh keluarganya diduga juga mendapat manfaat dari kedudukan istimewa ayahnya. Meskipun sebagian besar warga Gaza tidak dapat meninggalkan rumah mereka, putra-putra Haniyeh dilaporkan melakukan perjalanan secara rutin ke Turki, di mana mereka diharapkan untuk berinvestasi di bidang real estate di sana.

Pada Juli 2022, sebuah dokumen dibagikan di media sosial Palestina yang menunjukkan daftar resmi orang-orang yang memiliki izin untuk melakukan perjalanan melalui penyeberangan perbatasan Rafah. Mereka di antaranya, putra Haniyeh, Hazem, serta istri dan anak-anaknya.

Di Pihak Israel, Siapa sang "Guter Kreiger"?

Israel memiliki persenjataan yang sudah sangat modern, canggih, mematikan, bahkan yang sudah bisa dikendalikan dari jarak jauh. Israel pun memiliki satuan dan unit perang yang memiliki ketangguhan luar biasa, seperti ada unit khusus Yahalom yang menguasai teknologi tempur, bahan peledak, survival dan navigasi, yang juga memiliki kemampuan antiteror.

Ada juga unit Intelijen Sayeret Marka yang bertugas khusus mengumpulkan data intelijen melalui pengintaian di wilayah musuh. Selain itu, unit khusus Shaldag yang berada di bawah komando Angkatan Udara, salah satu unit paling elite di IDF. Unit lain yang mengembangkan perang dalam kota adalah Duvdevan yang tahun 2021 telah menggunakan robot canggih sebagai senjata.

Yang tak kalah penting adalah unit anjing Oketz yang memerangi terorisme dan penyelamatan di setiap peperangan. Karena kecanggihan persenjataan, hampir tidak terdengar tokoh perang Israel yang melegenda yang melakukan perang gerilya sebagaimana dimiliki Hamas.

Masyarakat global hanya mendengar nama Perdana Menteri Netanyahu dari media internasional. Namun, sebetulnya masih ada satu nama yang dianggap pemberani. Dia adalah Herzi Halevi prajurit tertinggi Israel yang sejak kelompok Islam Hamas melakukan pembantaian penduduk Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, mempunyai tugas membebaskan para sandera di Gaza dan membongkar struktur Hamas.

Mengenal Lebih Dekat Siapa Hamas

Kata Hamas sebetulnya adalah singkatan dari Harakat al-Muqawama al-Islamiya yang artinya Gerakan Perlawanan Islam, kelompok militan terbesar, kelompok yang paling cakap di wilayah Palestina, salah satu dari dua partai politik besar di Gaza. Muncul tahun 1987 selama pemberontakan Palestina pertama-Intifada, sebagai hasil dari cabang Ikhwanul Muslimin di Palestina.

Kelompok ini berkomitmen untuk melakukan perlawanan bersenjata terhadap Israel dan pembentukan negara Islam Palestina untuk menggantikan Israel. De facto Hamas telah menjadi badan pemerintahan di Jalur Gaza sejak tahun 2007, tepatnya ketika mereka menggulingkan Otoritas Palestina dari kekuasaannya.

Kelompok ini mempertahankan kehadirannya di Tepi Barat, kamp pengungsi Palestina di Lebanon dan ibu kota regional utama, seperti Doha, Qatar, dan Kairo, Mesir.

Hamas memiliki 20.000 sampai 25.000 anggota. Secara umum Hamas menggunakan alat peledak rakitan, roket dan mortir jarak pendek dan jarak jauh, senjata kecil, operasi penculikan, granat berpeluncur roket, sistem pertahanan udara portabel, rudal antitank dan sistem pesawat tak berawak. Dalam serangan terhadap pasukan militer Israel dan warga sipil, serta melawan ISIS dan anggota kelompok bersenjata Salafi lainnya yang berbasis di Gaza, kelompok ini juga menggunakan spionase dunia maya dan operasi eksploitasi jaringan.

Serangan Hamas yang memancing pergolakan politik global terhadap Israel yang kemudian mengakibatkan gejolak. Pertama, serangan 7 Oktober 2023 lalu. Keduan, serangan 29 April 2022 di tepi barat, di mana sayap militer Hamas Brigade Al-Qassam mengaku bertanggung jawab penuh atas penembakan seorang penjaga Israel di Tepi Barat militan Gaza dan Hamas mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Ketiga, serangan tanggal 23 November 2021 di Yerusalem, di mana seorang anggota Hamas membunuh seorang pemandu wisata Israel dan melukai beberapa warga sipil dan petugas polisi Israel. Keempat, pada Mei 2021 serangan di Jalur Gaza di mana Hamas meluncurkan lebih dari 4.000 roket ke Israel selama 11 hari. Saat itu Israel merespons dengan serangan udara dan artileri yang meluas terhadap Hamas di Gaza. Konflik tersebut mengakibatkan 260 kematian di Gaza dan 13 kematian di Israel.

Kelima, serangan tanggal 1 Oktober 2015 dekat desa di Palestina Beit Furik Tepi Barat. Orang-orang bersenjata Hamas membunuh seorang warga negara Amerika-Israel dan istrinya yang sedang berada di dalam mobil mereka.

Persenjataan Canggih Israel versus "Guter Krieger" Hamas, Siapa yang Diuntungkan?

Melihat militansi Hamas dan kecanggihan persenjataan Israel, tentu pertanyaan ini tidak perlu dijawab. Palestina dan Israel yang bertempur akan sama-sama babak belur. Situasi ini memprihatinkan kita semua dan menyisakan pertanyaan bagi kita pencinta kedamaian-tidak cukupkah korban manusia kedua belah pihak yang tak berdosa, bayi, anak anak, wanita, dan orang tua yang harus meregang nyawa.

Wahai Israel dan Hamas berhentilah berperang, taatilah berbagai aturan internasional, tunduklah pada keinginan global untuk menghentikan peperangan, hargailah nyawa manusia ciptaan Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa ini.

Semoga bermanfaat

Topik Menarik