iPhone 17 Memukau Dunia, Namun Apple Masih Ketinggalan Jauh di Balapan AI

iPhone 17 Memukau Dunia, Namun Apple Masih Ketinggalan Jauh di Balapan AI

Teknologi | sindonews | Rabu, 10 September 2025 - 10:39
share

Deretan perangkat baru yang berkilauan dipamerkan Apple, dipimpin oleh iPhone 17 Air yang super tipis dan iPhone 17 Pro yang perkasa. Secara fisik, produk-produk ini adalah mahakarya. Namun di tengah semua decak kagum terhadap desain dan perangkat keras, ada satu keheningan yang terasa aneh dan memekakkan telinga.

Satu kata yang paling ditunggu-tunggu di era teknologi saat ini sama sekali tidak disebut: Siri. Asisten digital ikonik Apple itu seolah lenyap dari panggung, menjadi simbol dari sebuah kenyataan pahit yang kini tak bisa lagi ditutupi. Di saat para pesaingnya berlari kencang dalam perlombaan Kecerdasan Buatan (AI), Apple terlihat jelas tertinggal di garis start.

Celah AI yang Semakin Menganga

Mari kita lihat faktanya. Selama presentasi yang berlangsung lebih dari satu jam, Apple hanya menyebut AI dalam konteks fitur-fitur minor, seperti pembaruan kamera "Center Stage". Ironisnya, demo AI paling mengesankan malam itu—fitur Terjemahan Langsung (Live Translation)—justru disematkan pada AirPods 3, bukan pada otak iPhone itu sendiri.

Kondisi ini sangat kontras dengan rival abadinya. Bulan lalu, Google dengan bangga meluncurkan Pixel 10, ponsel yang secara eksplisit dirancang sebagai "panggung" untuk memamerkan kecanggihan AI miliknya. Sementara itu, para pengguna iPhone harus menelan kekecewaan: Apple telah mengonfirmasi bahwa versi Siri yang benar-benar cerdas baru akan hadir paling cepat pada tahun 2026.

Saat ini, fitur "Apple Intelligence" yang ada di iPhone terasa seperti teknologi dasar: alat bantu menulis, perangkum teks, dan Genmoji. Jauh dari kemampuan asisten digital cerdas yang mampu memahami konteks percakapan dan berinteraksi dengan aplikasi lain di ponsel—kemampuan yang membuat pengguna iPhone saat ini masih harus beralih ke aplikasi seperti ChatGPT atau Gemini.

Paradoks Strategi Apple: Keterlambatan sebagai Kekuatan?

Di permukaan, keterlambatan ini tampak seperti sebuah kegagalan strategis yang fatal. Namun, jika digali lebih dalam, mungkin ada sebuah pertaruhan cerdas di baliknya. Laporan menyebutkan bahwa Apple kini tengah melirik pihak ketiga, seperti Google Gemini, untuk menjadi "otak" bagi Siri di masa depan.

Sekilas ini terdengar seperti Apple menyerah. Namun, coba kita lihat dari sudut pandang konsumen. Pengguna iPhone di seluruh dunia sudah terbiasa "mengkhianati" ekosistem Apple demi layanan yang lebih superior. Mereka menggunakan Gmail, bukan Mail. Mereka membuka Google Maps, bukan Apple Maps. Mereka menjelajah dengan Chrome, bukan Safari.

Jika pengguna sudah sangat nyaman menyerahkan data kalender, email, dan lokasi mereka ke Google, mengapa tidak sekalian menyerahkan urusan AI?

Strategi ini bisa menjadi skenario "win-win" atau sama-sama menang. Konsumen akan mendapatkan yang terbaik dari dua dunia: perangkat keras, desain, dan privasi terbaik di kelasnya dari Apple, yang dipadukan secara mulus dengan mesin AI tercanggih dari Google atau pemain besar lainnya.

Bagi Apple sendiri juga untung, mereka tidak perlu membakar miliaran dolar untuk membangun infrastruktur AI dari nol demi mengejar ketertinggalan. Mereka bisa fokus pada kekuatan inti mereka: menciptakan perangkat keras yang indah dan berkualitas tinggi seperti iPhone 17 Air yang super tipis, menyempurnakan kamera, dan merancang pengalaman pengguna yang intuitif seperti antarmuka "Liquid Glass" baru di iOS 26.

Sebuah Pertaruhan Penuh Risiko

Tentu saja, skenario indah ini adalah sebuah pertaruhan besar. Semuanya bergantung pada satu "jika": jika Apple benar-benar mau dan berhasil mengintegrasikan teknologi AI pihak ketiga ke dalam jantung sistem operasinya.

Jika mereka memilih jalan yang berbeda—bersikeras mengembangkan AI-nya sendiri secara perlahan dan tertutup—maka "dosa" keterlambatan ini bisa menjadi fatal. Kilau bodi iPhone 17 yang memukau akan terasa hampa, jiwanya kosong, tertinggal jauh di belakang para pesaingnya yang semakin cerdas setiap harinya. Apple telah membeli waktu dengan perangkat keras yang menawan, namun di arena balap AI, waktu adalah kemewahan yang tidakmerekamiliki.

Topik Menarik