Mark Zuckerberg Gugat Facebook karena Akunnya DItangguhkan Meta
Seorang pengacara asal Indiana yang kebetulan memiliki nama yang sama dengan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, telah mengajukan gugatan terhadap perusahaan induk platform tersebut, Meta.
Pasalnya akun Facebook miliknya berulang kali ditangguhkan karena diduga "meniru selebritas".
Seorang pengacara AS yang memiliki nama yang sama dengan pendiri Facebook tersebut telah mengajukan gugatan setelah akunnya berulang kali ditangguhkan karena diduga meniru selebritas.
Akun tersebut telah ditangguhkan sembilan kali sejak 2010, menyebabkan kerugian lebih dari US$11.000 dan gangguan pada komunikasi pelanggan.Kasus ini menyoroti kelemahan sistem verifikasi otomatis dan risiko bagi pemilik usaha kecil ketika platform digital gagal mengidentifikasi pengguna secara akurat.
Mark S. Zuckerberg, yang telah menjalankan firma hukum selama 38 tahun, mengatakan akun pribadi dan bisnisnya telah ditangguhkan sembilan kali sejak 2010, termasuk insiden terbaru di bulan Mei yang menyebabkan kerugian lebih dari US$11.000 (RM46.500) untuk belanja iklan.
"Saya bukan Mark Elliot. Saya Mark Steven," ujarnya kepada media lokal, seraya menambahkan bahwa ia telah menyerahkan berbagai dokumen verifikasi termasuk kartu identitas, kartu kredit, dan foto wajah untuk membuktikan identitasnya.
Dalam gugatan yang diajukan di Pengadilan Tinggi Marion, Zuckerberg menuduh Meta melakukan kelalaian dan pelanggaran kontrak, serta menuntut ganti rugi, biaya hukum, dan perintah pengadilan untuk mencegah penangguhan akun yang melanggar hukum di masa mendatang.
Dalam sebuah pernyataan, Meta mengakui kesalahan tersebut dan mengaktifkan kembali akun pengacara tersebut, dengan mengatakan bahwa pihaknya sedang mengambil langkah-langkah untuk mencegah insiden serupa terulang kembali."Kami menghargai kesabaran Bapak Zuckerberg dan sedang berupaya menyelesaikan masalah ini," kata seorang juru bicara perusahaan.
Zuckerberg, dari Indiana, juga meluncurkan situs web khusus untuk mendokumentasikan insiden yang melibatkan namanya, termasuk dituntut secara keliru oleh pemerintah negara bagian dan menerima panggilan telepon serta ancaman yang diduga ditujukan kepada CEO Meta.
"Ini tidak lucu. Tidak lucu ketika mereka mengambil uang saya," katanya, merujuk pada gangguan yang terus-menerus yang telah mengganggu operasional dan komunikasi firma hukumnya dengan klien.
Kasus ini membuka diskusi yang lebih luas tentang kelemahan sistem verifikasi identitas otomatis dan dampak langsungnya pada pemilik usaha kecil ketika platform digital gagal mengidentifikasi pengguna secara akurat.



