Otak Digital Dunia Lumpuh: ChatGPT Tumbang Lagi, Jutaan Pengguna Terdampar
Rabu pagi, 16 Juli 2025, terjadi "kiamat kecil" di dunia digital. Jutaan pelajar, pekerja, dan kreator di seluruh dunia yang memulai harinya dengan membuka "otak" andalan mereka, ChatGPT, terdiam dalam kebingungan. Layanan kecerdasan buatan (AI) yang telah menjadi tulang punggung produktivitas modern itu tumbang.
Ini bukan sekadar gangguan kecil. Tapi kelumpuhan global kedua dalam sebulan terakhir yang melanda seluruh ekosistem OpenAI, termasuk generator video Sora dan akses API yang menjadi nyawa bagi ribuan aplikasi lain. Insiden ini kembali menyalakan alarm bahaya tentang seberapa rapuh ketergantungan kita pada satu raksasa teknologi.
Kepanikan Lintas Benua
Kepanikan dimulai sekitar pukul 06:15 WIB. Situs pemantau Downdetector menunjukkan lonjakan keluhan yang meroket tajam dari berbagai belahan dunia, mulai dari Amerika Utara, Eropa, hingga Asia. Data awal melukiskan skala kekacauan yang terjadi:88 persen pengguna melaporkan tidak bisa mengakses ChatGPT sama sekali. Mereka terjebak di layar login atau hanya menatap jendela obrolan yang kosong.
Sisanya, yang sebagian besar adalah developer dan kreator, menghadapi mimpi buruk teknis: respons API yang gagal, proses pembuatan video di Sora yang tertunda tanpa henti, dan sesi kerja menggunakan Codex (AI untuk pemrograman) yang terputus di tengah jalan."Proyek video klien saya yang menggunakan Sora mandek total. Ini bukan lagi sekadar gangguan, ini kerugian finansial," timpal seorang kreator konten di platform X.
Respons Standar di Tengah Badai
Di tengah badai keluhan, OpenAI, sang raksasa di baliknya, memberikan respons standar melalui halaman status resminya. Mereka mengakui adanya "penurunan performa" dan "tingkat kesalahan yang meningkat" di seluruh layanan."Kami telah mengidentifikasi masalahnya dan sedang mengusahakan mitigasi," tulis OpenAI. Sebuah pernyataan korporat yang menenangkan namun tidak memberikan jawaban atas pertanyaan terbesar: apa penyebabnya dan kapan akan pulih? Spekulasi pun merebak, mulai dari server yang kelebihan beban hingga adanya bug perangkat lunak yang fatal.
Hingga kini, OpenAI belum memberikan penjelasan rinci, dan hanya menyarankan pengguna untuk:
Menghindari upaya login berulang kali.Memantau halaman status resmi untuk pembaruan.
Menyimpan semua pekerjaan penting secara lokal untuk mencegah kehilangan data.
Luka Lama yang Kembali Terbuka
Insiden ini membuka luka lama yang lebih dalam. Dengan terjadinya kelumpuhan besar kedua kalinya dalam sebulan, pertanyaan kritis kini tertuju pada kemampuan OpenAI sendiri.Apakah infrastruktur mereka, yang kini menjadi tumpuan ekonomi kreatif dan teknologi global, mulai retak di bawah tekanan permintaan yang masif? Seberapa besar risiko yang kita hadapi dengan menggantungkan begitu banyak produktivitas pada satu perusahaan?
Kelumpuhan hari ini adalah pengingat keras. Di balik keajaiban AI yang mempermudah hidup, ada infrastruktur kompleks yang ternyata bisasangatrapuh.





