Sejarah Kuno Selat Hormuz Jalur Perdagangan Minyak yang Terus Memanas
Serangan Amerika Serikat ke Iran, membuat kemungkinan penutupan Selat Hormuz oleh Iran semakin menguat. Jika selat ini ditutup, AS akan menerima konsekuensinya terhadap gangguan pada pasar minyak global.
BACA JUGA -Perang Iran dan Israel Bikin Sinyal Navigasi Kapal di Teluk Persia Kacau
Kepala Eksekutif Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), Kirill Dmitriev, seperti dilaporkan Sputnik/RIA Novosti.
Pemerintah Iran sebelumnya telah berulang kali menekankan bahwa mereka memiliki hak untuk menutup Selat Hormuz sebagai tanggapan atas serangan Israel.
Pada hari Minggu, parlemen Iran juga setuju bahwa Selat Hormuz harus ditutup, menurut anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri parlemen Esmail Kowsari."Harga minyak ditentukan secara global. Jika Selat Hormuz ditutup, Amerika Serikat juga tidak akan luput. Tidak ada yang kebal terhadap goncangan minyak dunia - harga di pompa bensin akan melonjak," kata Dmitriev di platform X.
Jalur selebar sekitar 33 kilometer pada waktu titik tersempitnya hal ini bukan hanya urat nadi vital bagi perdagangan energi dunia, melainkan juga panggung tarik-ulur kepentingan politik antara negara-negara gede dan kawasan Timur Tengah. Ketegangan sedikit saja di wilayah kejadian ini dapat memicu gejolak harga minyak global dan mengganggu perekonomian dunia.
Saat hal tersebut situasi tersebut sedang terjadi. Meningkatnya suhu di Timur Tengah akibat perang Iran bersama-sama Israel membuat Selat Hormuz terancam ditutup.
Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran di tengah menggodok keputusan akhir mengenai apakah akan menutup Selat Hormuz, dilansir Press TV Iran pada tempat Ahad. Hal hal ini pasca parlemen dilaporkan menyetujui tindakan tersebut.
Nama Selat Hormuz berasal dari tempat kerajaan kuno Hormuz yang tersebut dahulu menguasai kawasan peristiwa tersebut sekitar abad ke-10 hingga ke-17. Lokasinya yang tersebut terjepit di antara Iran di utara dan Uni Emirat Arab serta Oman di selatan telah menjadikannya jalur pelayaran penting sejak zaman kuno.
Selat Hormuz membentang sepanjang tidak sebanyak lebih banyak 96 kilometer daripada barat arah ke timur, bersama lebar bervariasi antara 39 kilometer hingga 96 kilometer, tergantung titik yang seperti diukur.
Jalur pelayaran efektif siapa digunakan kapal tanker modern hanya sekitar 3,2 kilometer buat tiap arah, menjadikannya jalur yang tersebut sangat terisi dan rentan terhadap gangguan.
Pada era Kekaisaran Persia, selat ini menjadi gerbang perdagangan. Berbagai barang mewah melintas di sini. Rempah-rempah, sutra, dan logam mulia diangkut dari Asia ke Eropa. Kekuasaan atas selat ini sering berpindah tangan.
Pada abad ke-16, Portugis berhasil merebut kendali. Mereka membangun benteng untuk mengamankan jalur dagang. Kemudian, Inggris mengambil alih kekuasaan hingga abad ke-20. Kini, negara-negara kawasan seperti Iran dan Oman menegaskan kedaulatannya.
Secara geografis, selat ini membentang sekitar 96 kilometer. Lebarnya bervariasi antara 39 hingga 96 kilometer. Namun, jalur efektif untuk kapal tanker modern sangat sempit. Lebarnya hanya sekitar 3,2 kilometer untuk setiap arah. Hal ini menjadikannya sangat padat dan rentan gangguan.