Akhir dari Era Koding? Startup Lokal Ini Buktikan Siapapun Bisa Bikin Aplikasi Cuma Modal Perintah
Bayangkan Anda bisa membangun sebuah aplikasi serumit Gojek atau Tokopedia, bukan dengan barisan kode yang memusingkan, melainkan hanya dengan mengetikkan perintah sederhana layaknya sedang mengobrol dengan AI. Mimpi yang terdengar seperti fiksi ilmiah ini kini menjadi medan perang baru di dunia teknologi, dengan janji "demokratisasi" pembuatan aplikasi bagi semua orang.
Namun, di tengah hype global platform seperti Lovable dan Bolt, banyak yang masih skeptis. Apakah teknologi AI app builder ini hanyalah sebuah "mainan" untuk membuat prototipe sederhana, atau benar-benar mampu menangani sistem berskala raksasa?
Sebuah startup teknologi asal Indonesia, Quantum Teknologi Nusantara, kini datang dengan sebuah jawaban yang menampar keras keraguan tersebut. Melalui platform QuantumByte, mereka tidak hanya menawarkan janji, tetapi juga bukti.
Asus Lepas Monster Baru: Jajaran Laptop Gaming ROG dengan RTX 50 Series Resmi Guncang Indonesia
Jantung dari Aplikasi Super Polri
Di sinilah letak perbedaan paling fundamental. Jika banyak platform global masih bermain di level eksperimen, QuantumByte telah menjadi fondasi dari salah satu aplikasi paling kompleks di Indonesia: Polri SuperApp, sebuah platform yang melayani lebih dari 5 juta pengguna aktif.Ini bukan lagi sekadar demo. Ini adalah pembuktian di medan perang sesungguhnya. Teknologi yang sama, yang mampu menangani keamanan dan lalu lintas data dari jutaan pengguna kepolisian, kini sedang disiapkan untuk "turun gunung".“Kami tidak membangun teknologi untuk demo. Kami membangun untuk digunakan untuk menyelesaikan masalah nyata, dengan ribuan pengguna, dan kebutuhan yang terus berubah setiap hari,” ujar Kevin Daniel Pantasdo, CEO Quantum Teknologi Nusantara.
Dari Korporat ke Warung Kopi
Setelah teruji di level enterprise, Quantum kini memulai misi barunya: mendemokratisasi teknologi ini. Mereka ingin membawa kekuatan yang sama ke tangan para pelaku usaha kecil, komunitas lokal, hingga individu kreatif.Dengan antarmuka berbasis prompt dan Low-Code, proses yang tadinya membutuhkan tim developer dan waktu berbulan-bulan, kini bisa dilakukan dalam hitungan menit. Pengguna cukup menuliskan apa yang mereka butuhkan, dan QuantumByte akan membangun aplikasi siap pakai yang bisa langsung dikustomisasi, layaknya sedang menyusun balok LEGO.
"Kami tidak takut bersaing dengan brand global. Kami sudah buktikan bisa mengubah yang besar dan rumit. Sekarang waktunya membawa teknologi ini ke lebih banyak tangan. Bukan cuma soal efisiensi, tapi soal membebaskan potensi,” tegas Kevin.
Diakui Global Tanpa 'Bakar Duit'
Kepercayaan diri Quantum bukan tanpa dasar. Teknologi mereka bahkan telah menarik perhatian mitra global, mulai dari proyek AI untuk Volkswagen di Singapura, kolaborasi dengan brand fashion Melengo, hingga mendukung sistem pesawat tanpa awak dalam proyek RAIN Aero.Yang lebih mencengangkan, semua pencapaian ini mereka raih tanpa suntikan dana dari investor eksternal sama sekali. Di saat banyak startup "bakar duit" untuk tumbuh, Quantum justru tumbuh dua kali lipat di tahun terburuk sekalipun dengan modal sendiri(bootstrapped).