Sehari di Langit, Seribu Tahun di Bumi Ternyata Bukan Mitos Belaka

Sehari di Langit, Seribu Tahun di Bumi Ternyata Bukan Mitos Belaka

Teknologi | sindonews | Minggu, 25 Mei 2025 - 18:05
share

Sehari di langit, seribu tahun di bumi tentu sudah tidak asing bagi banyak orang, khususnya dalam budaya China. Namun kalimat tersebut bukan mitos semata. pasalnya totasi Bumi adalah perputaran bumi pada sumbunya. Arah rotasi bumi adalah dari barat ke timur.

Untuk melakukan satu kali rotasi bumi memerlukan waktu 23 jam 56 menit 4 detik. Waktu untuk satu kali rotasi disebut kala rotasi, yang secara umum disebut dengan istilah satu hari.

Dalam pemahaman ilmiah, waktu diukur berdasarkan rotasi dan revolusi suatu planet. Di Bumi, satu hari adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu rotasi penuh (sekitar 24 jam), dan satu tahun adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu kali revolusi mengelilingi Matahari (sekitar 365 hari).

Jupiter membutuhkan 11,86 tahun Bumi untuk menyelesaikan satu putaran mengelilingi Matahari. Artinya, jika seseorang tinggal di Jupiter selama satu tahun Jupiter, di Bumi telah berlalu hampir 12 tahun.

Neptunus memiliki revolusi yang jauh lebih panjang: satu tahun Neptunus setara dengan 164,8 tahun Bumi.

Merkurius mengelilingi Matahari dalam waktu hanya 88 hari, dan satu rotasi memakan waktu 58 hari 15 jam. Jadi, satu hari di Merkurius setara dengan hampir dua bulan waktu bumi.

Venus, uniknya, membutuhkan 243 hari Bumi hanya untuk berputar sekali (satu hari), dan satu tahunnya adalah 224,7 hari Bumi. Ini berarti, sehari di Venus lebih lama dari satu tahunnya.

Melihat perbedaan ekstrem tersebut, maka logis untuk bertanya: bagaimana waktu berlalu di luar tata surya, di galaksi lain, atau bahkan di batas alam semesta? Apakah benar ada tempat di mana “satu hari setara dengan seribu tahun”?

Penelitian dari Pusat Penelitian Astronomi Radio Internasional (ICRAR) di Australia yang diterbitkan dalam Monthly Notices of the Royal Astronomical Society di Inggris menunjukkan bahwa:

Matahari membutuhkan lebih dari 200 juta tahun untuk mengelilingi pusat Galaksi Bima Sakti sekali.Galaksi Bima Sakti sendiri, sebagai struktur spiral besar yang terdiri dari miliaran bintang, memerlukan waktu sekitar 1 miliar tahun untuk menyelesaikan satu rotasi penuh.

Profesor Gerhardt Meurer dari ICRAR menyatakan :“Tak peduli apakah suatu galaksi besar atau kecil, jika Anda berada di pinggiran piringan galaksi dan ikut berputar bersamanya, maka Anda memerlukan sekitar 1 miliar tahun untuk satu kali putaran.”

Jika kita menganggap Galaksi Bima Sakti sebagai “planet”, maka hidup selama 1 tahun di sana akan setara dengan 1 miliar tahun waktu Bumi. Maka tidak heran jika kalimat “sehari di langit, seribu tahun di Bumi” tampak sangat masuk akal secara ilmiah, setidaknya dalam konteks relativitas waktu skala kosmis.

Demikian pula dalam ajaran Buddha, dikatakan bahwa alam semesta memiliki 33 tingkatan langit. Jika atmosfer Bumi dianggap sebagai tingkat pertama, maka tingkat-tingkat berikutnya mencakup tata surya, galaksi, gugusan galaksi, dan semesta yang lebih tinggi lagi semakin tinggi, maka waktu berjalan semakin lambat, bisa mencapai milyaran kali lebih lambat dibandingkan waktu di Bumi.

Itulah sebabnya kitab suci Buddha menggunakan satuan 10 pangkat N, dengan angka yang luar biasa besar, melampaui batas pemahaman manusia biasa.

Menurut Teori Relativitas Albert Einstein, ruang dan waktu membentuk struktur empat dimensi (spacetime) yang merupakan dasar dari alam semesta.

Ketika sebuah objek bergerak mendekati kecepatan cahaya, waktu bagi objek tersebut akan melambat dibandingkan dengan waktu bagi pengamat yang diam. Jika kecepatan mencapai kecepatan cahaya (atau bahkan melebihinya secara teoritis), maka waktu bisa berhenti sama sekali.

Artinya, jika sebuah pesawat ruang angkasa bergerak dengan kecepatan cahaya sejauh 1.000 tahun cahaya, maka bagi penumpang di dalamnya mungkin hanya terasa sekejap, sementara bagi penduduk Bumi, waktu telah berlalu selama 10 abad.

Perbedaan waktu antara satu tempat dengan tempat lain berdasarkan garis bujur tempat tersebut dan ini adalah akibat dari rotasi bumi.

Sekali rotasi bumi lamanya 24 jam, setiap tempat di permukaan bumi telah berputar sebesar 360° bujur.

Dengan demikian, setiap 15° atau kelipatannya disebut bujur standar. Waktu bujur standar disebut waktu lokal, yang masing-masing berselisih 1 jam dengan waktu lokal berikutnya.