China Bocor Halus: Robot Humanoid Tiangong Jadi Open Source, Siapa Saja Boleh Gunakan dan Kembangkan!
Dalam ranah masa depan robotika, China baru saja menetapkan standar baru: robot sumber terbuka atau open source bernama Tiangong. Sifat open source membuat Tiangong akan berdampak besar terhadap industri robotika, tidak hanya di China, tapi juga versi global.
Nantinya, semua orang akan bisa mendapatkan cetak biru, perangkat lunak, dan skema Tiangong secara luas.
Pusat Inovasi Robot Humanoid Beijing sengaja melakukan ini untuk menurunkan biaya dan kompleksitas yang biasanya terkait dengan pengembangan robot humanoid.
Ini memungkinkan lebih banyak peneliti, startup, dan pengembang individu untuk bereksperimen dan membangun di atas platform yang sudah ada.
Selain itu, sifat open-source juga mendorong komunitas global untuk berkontribusi pada pengembangan Tiangong. Ini berarti lebih banyak ide, perbaikan, dan adaptasi dapat terwujud lebih cepat dibanding dengan pengembangan robot proprietary yang tertutup.
Dengan akses ke blueprint dan kode, pengembang dapat langsung berfokus pada aplikasi dan peningkatan spesifik, alih-alih membangun seluruh robot dari awal. Ini akan mempercepat siklus inovasi dalam robotika humanoid.
Mengenal Tiangong
Tiangong sendiri merupakan robot humanoid yang ramping, dengan tinggi 163 cm dan berat hanya 43 kg. Mesin lincah ini sudah berjalan, berdansa, bahkan berlari.Dikembangkan oleh Pusat Inovasi Robot Humanoid Beijing, Tiangong ditenagai sepenuhnya oleh listrik. Keluwesan gerakannya berkat aktuator listrik dan serangkaian sensor canggih, termasuk penglihatan 3D, umpan balik gaya sentuhan, dan persepsi lingkungan waktu nyata.
Ia dapat menaiki tangga, menyesuaikan diri dengan tanjakan licin, dan pulih dari jatuh tanpa kehilangan keseimbangan. Tiangong bisa berjalan diatas kerikil dan pasir.
Sejak debut resminya pada April, para pengembang telah mengadaptasi Tiangong untuk tugas-tugas dunia nyata seperti pemantauan pembangkit listrik dan logistik gudang. Dua varian saat ini tersedia: Tiangong 1.0 LITE untuk eksperimen ringan dan Tiangong Pro untuk lingkungan yang lebih menuntut.
Tujuannya? Menurunkan hambatan masuk. Dengan menyediakan basis yang fleksibel, tim berharap dapat mempercepat pengembangan robotika dan mendorong aplikasi khusus di berbagai sektor—dari penelitian akademis hingga otomatisasi industri.
Tiangong hanyalah puncak gunung es dalam visi besar China untuk robotika. Pemerintah telah menyatakan dengan jelas: pada 2025, Tiongkok bertujuan untuk memproduksi massal robot humanoid. Pada 2027, mesin-mesin ini diharapkan mampu belajar, bernalar, dan bahkan menciptakan—ambisi yang terdengar seperti fiksi ilmiah tetapi dengan cepat menjadi kenyataan. China juga berinvestasi besar-besaran dalam sumber daya manusia. Universitas seperti Peking dan Huazhong kini terlibat dalam perlombaan robotika ini, sementara perusahaan seperti UBtech Robotics dan Unitree mengembangkan robot dengan interaksi yang semakinmiripmanusia.