Pusaran Kutub Antartika Terdeteksi dalam Keadaan Genting
Fenomena alam yang terjadi di langit Antartika tahun ini memang sangat mengkhawatirkan dan menunjukkan anomali yang signifikan dibandingkan dengan pola musim dingin yang biasanya terlihat.
Seperti dilansir dari Science Alert, setiap musim dingin, pusaran kutub Antartika yang merupakan cincin angin dingin yang berputar cepat di stratosfer membentuk sistem angin yang menjaga massa udara dingin terjebak di sekitar benua es. Biasanya, pusaran ini berbentuk melingkar dan stabil.
Tahun ini, pusaran kutub Antartika tidak hanya memanjang secara tidak biasa tetapi juga melemah. Alih-alih berbentuk melingkar seperti biasanya, bentuknya menyerupai kacang tanah yang diregangkan. Ini menunjukkan perubahan besar dalam dinamika atmosfer.
Pada bulan Juli, suhu di stratosfer di atas Antartika biasanya sangat dingin, sekitar -80C (-112F). Namun, pada Juli lalu, suhu melonjak hingga 15C (27F), yang merupakan suhu tertinggi yang pernah tercatat. Puncaknya pada tanggal 5 Agustus mencapai 17C (31F).
Fenomena ini adalah pemanasan stratosfer paling awal yang pernah diamati dalam catatan GMAO selama 44 tahun. Ini tidak hanya menunjukkan perubahan suhu yang ekstrem tetapi juga menandakan adanya gangguan besar dalam pola cuaca normal.
Perubahan ini dapat mempengaruhi keseimbangan energi atmosfer global. Pusaran kutub yang melemah dan perubahan suhu stratosfer dapat memengaruhi pola cuaca di belahan bumi selatan dan bahkan berdampak pada iklim global.
Pusaran kutub berfungsi sebagai pelindung terhadap pembentukan lubang ozon dengan menjaga udara dingin terisolasi. Dengan pusaran yang lebih lemah dan pemanasan stratosfer, ada potensi untuk dampak negatif terhadap lapisan ozon.
Kejadian ini memerlukan pemantauan dan penelitian lebih lanjut untuk memahami penyebab dan konsekuensinya. Pemodelan yang lebih baik dan pengumpulan data lebih lanjut akan diperlukan untuk mengatasi perubahan ini dan dampaknya.