Kontroversi Tes Gender Atlet Olimpiade, Perlu Konsensus Ilmiah

Kontroversi Tes Gender Atlet Olimpiade, Perlu Konsensus Ilmiah

Teknologi | sindonews | Senin, 5 Agustus 2024 - 18:03
share

Tes gender bagi setiap atlet yang bertanding di Olimpiade masih menjadi kontroversi. Terdapat pandangan perlunya konsensus ilmiah mengenai isu tersebut.

"Pada isu yang lebih luas, masih ada kebutuhan akan konsensus ilmiah atau politik mengenai masalah ini. Ini bukan masalah hitam-putih. IOC sangat tertarik mendengar solusi seperti itu, konsensus seperti itu mengenai hal ini," kata Direktur Komunikasi Komite Olimpiade Internasional (IOC) Mark Adams melansir Sputnik Globe, Senin (5/8/2024).

Ia mengakui di tengah konferensi pers pada Jumat (2/8/2024) bahwa tidak ada konsensus ilmiah atau politik mengenai masalah tes gender dalam olahraga. Setelah temuan tes gender pertandingan tinju Olimpiade yang kontroversial, hal ini memunculkan kembali perdebatan tersebut.

Baca Juga: Geger Petinju Transgender Guncang Ring Tinju Olimpiade Paris 2024

Adams berbicara ke publik sehari setelah petinju wanita Italia Angela Carini menyerah di babak 1/8 final melawan petinju Aljazair Imane Khelif. IOC menyetujui partisipasi Khelif dalam turnamen wanita Olimpiade meskipun petinju tersebut didiskualifikasi dari Piala Dunia 2023 karena gagal dalam tes kelayakan gender yang tidak disebutkan.

Asosiasi Tinju Internasional (IBA) menemukan keberadaan kromosom XY dan peningkatan kadar testosteron dalam tubuhnya. IOC mengandalkan norma-norma yang berlaku selama Olimpiade terakhir. Adams meyakinkan bahwa IOC sedang bekerja untuk melindungi atlet yang gagal dalam tes gender dari perundungan.

Baca Juga:IOC Ancam Coret Tinju dari Olimpiade Paris 2024 Akibat Skandal IBA

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengatakan setelah pertandingan bahwa atlet dengan karakteristik genetik pria harus dilarang dari kompetisi wanita. IOC sebelumnya menangguhkan Asosiasi Tinju Internasional dari mengadakan turnamen tinju di Paris.

Topik Menarik