SPECIAL REPORT: Cincin Pintar, Alat Pembayaran di Jari Anda

SPECIAL REPORT: Cincin Pintar, Alat Pembayaran di Jari Anda

Teknologi | okezone | Minggu, 4 Agustus 2024 - 12:03
share

JAKARTA Bayangkan membayar belanjaan atau makanan yang dibeli hanya dengan ketukan jari tanpa perlu mengeluarkan dompet atau ponsel. Atau mengakses layanan transportasi, sepertibus atau kereta komuter hanya dengan lambaian jemari yang simpel.

Dengan teknologi wearable cincin pintar atau smartring baru, hal-hal itu kini dapat dilakukan dengan mudah. Bahkan, karena penggunaannya belum umum, cara ini mungkin akan membuat kasir, atau orang-orang terkejut dengan keunikan dan kecanggihannya.

Cincin pintar menjadi teknologi yang semakin populer dan digunakan secara luas dalam beberapa waktu belakangan. Samsung baru-baru ini meluncurkan Galaxy Ring, sementara ada juga Oura Ring yang populer di Inggris, selain juga brand lain seperti Helio Ring dari Amazfit dan Apple yang dikabarkan akan merilis produk smartringnya sendiri.

Sebagian besar fungsi smartring yang digunakan saat ini adalah untuk bidang kesehatan seperti melacak pola tidur, aktivitas fisik, dan bahkan faktor kesehatan seperti stres. Namun, kini fungsi smartring tampaknya akan menjadi lebih luas lagi, dengan pengujiannya sebagai salah satu metode pembayaran.

Sebuah perusahaan Inggris yang tidak terlalu dikenal merilis produk smartring yang minimalis, yang disebut sebagai MuchBetter. Tidak seperti produk sejenisnya, cincin pintar ini diluncurkan dengan harga murah, tidak memilki baterai, dan hanya memiliki satu fungsi: memfasilitasi pembayaran nirsentuh seperti kartu debit.

Juru bicara MuchBetter mengklaim bahwa cincin pintar milik perusahaannya lebih baik dari produk dari Samsung dan Oura, terlepas dari berbagai fitur yang ditawarkan wearable kedua perusahaan tersebut.

Keduanya mahal untuk dibeli, baterainya cepat habis, dan meskipun keduanya menawarkan pelacakan kesehatan seperti langkah dan detak jantung, keduanya tidak menawarkan kemudahan terbesar bagi penggunanya yaitu dapat melakukan pembayaran nirsentuh saat bepergian, kata juru bicara tersebut kepada Mail Online .

Dilansir Mail Online , untuk menggunakan cincin ini konsumen perlu menngunduh aplikasi MuchBetter, memasukkan nama lengkap, tanggal lahir, email, dan alamat rumah untuk membuat akun. Kemudian, sebagai bagian dari proses verifikasi, pengguna perlu mengambil foto tagihan listrik terbaru yang mengonfirmasi alamat rumah.

Sebagai bentuk promosi, cincin pintar ini bisa didapatkan secara gratis asalkan konsumen mengisi saldo sebesar 100 atau sekira Rp2 juta dan membayar ongkos kirim. Penampilan cincin ini tampak biasa saja, berwqarna hitam dan sama sekali tidak seperti sebuah aksesori fesyen.

Setelah melakukan beberapa proses, termasuk memberi nama perangkat, memilih mata uang, dan menautkan rekening bank, cincin ini siap digunakan untuk pembayaran.

Dari pengujian yang dilakukan Mail Online , cincin ini tampaknya telah bisa digunakan untuk melakukan pembayaran di berbagai gerai, bahkan di stasiun kereta metro London. Namun, sejauh ini tampaknya perangkat ini baru bisa digunakan di beberapa negara dan wilayah saja, sepetri Inggris, dan mungkin di Australia.

Jadi apakah ini berarti berarti kita tinggal menunggu waktu hingga dapat melakukan pembayaran di berbagai tempat dengan lambaian jari kita saja? Jika perangkat ini cincin ini semakin luas digunakan tentu realita tersebut bisa terwujud, dan kita tidak perlu lagi mengeluarkan dompet atau kartu, bahkan ponsel dari kantong untuk melakukan pembayaran.

Terkait keamanan, cincin pintar ini difasilitasi oleh aplikasi yang perlu diunduh sebelum penggunaannya.

Setiap kali aplikasi tersebut diakses, pengguna perlu memasukkan kode sandi 4 digit dan jika pengguna kehilangan cincinnya, mereka bisa segera membekukan rekening mereka dengan 'bekukan' di aplikasi untuk menghentikan siapa pun menggunakannya. Jika cincin telah ditemukan, pengguna bisa dengan mudah mencairkan kembali rekening mereka melalui aplikasi.

Selain itu cincin ini memiliki batasan pembayaran nirsentuh, yang jika pengguna melakukan terlalu banyak transaksi, mesin pembayaran akan meminta PIN dan chip.

Meski menjanjikan, ada beberapa kendala yang mungkin menghambat penggunaan cincin pintar untuk pembayaran secara luas. Pertama, banyak orang mearsa mengunduh aplikasi lain dan menautkan rekening bank merupakan hal yang membuang waktu.

Kendala kedua terkait dengan bank-bank besar yang harus mengeluarkan versi cincin pintar mereka sendiri untuk menghindari perantara, jika perangkat ini menjadi cara pembayaran yang umum. Sementara hal lainnya adalah perangkat wearable kecil masih belum menjadi tren yang populer.

Jika kendala-kendala ini dapat diatasi, mungkin cincin pembayaran akan menjadi sesuatu yang digunakan lebuh luas lagi, bahkan di Indonesia.

Topik Menarik