Pabrikan Jepang Tak Mau Agresif Dorong Produksi Mobil Listrik, Ini Alasannya
IDXChannel Hampir seluruh negara saat ini mendorong produksi kendaraan listrik karena dianggap lebih ramah lingkungan. Langkah ini disambut agresif oleh sejumlah brand, khususnya dari China.
Meski demikian, tak semua produsen sepakat dengan hal tersebut. Salah satunya Jepang.
Melansir Carscoops, ketika brand lain optimistis dengan kendaraan listrik berbasis baterai (BEV), pabrikan Jepang memilih berhati-hati. Mereka tidak terburu-buru untuk beralih sepenuhnya, meski ada rencana untuk menjual model yang sepenuhnya listrik.
Salah satunya adalah Toyota yang telah lama menyuarakan skeptisismenya terhadap rencana pemerintah dalam pengembangan kendaraan listrik. Merek lain, seperti Honda, Subaru, Nissan, dan Mazda, juga enggan melakukan upaya maksimal dalam transformasi kendaraan listrik.
Meski sering dikaitkan dengan ketidakmampuan mengejar ketertinggalan dari Tesla, sebuah laporan dari Bloomberg menunjukkan bahwa brand otomotif Jepang memiliki firasat bahwa pasar kendaraan listrik pasar akan melambat.
ATR: Pionir Pesawat Turboprop yang Jadi Sorotan Setelah Kecelakaan di Brasil, Apa Hebatnya?
"Konsumen yang menentukan kecepatan elektrifikasi. Elektrifikasi bukanlah pertumbuhan yang linier, garis lurus. Itu akan naik dan turun. Namun dalam jangka panjang, hal itu akan tumbuh," ujar Chief Financial Officer Nissan Motor, Stephen Ma, dikutip dari Carscoops.
Pendekatan ini terlihat berhasil, di tengah situasi pasar EV global mulai melambat pada 2023 dan 2024, Toyota dan Honda masih mampu mempertahankan pangsa pasar mereka dan meningkatkan penjualan di beberapa segmen.
Meskipun begitu, CFO Toyota Yoichi Miyazaki mengatakan perusahaannya tetap akan berinvestasi pada kendaraan listrik.
Ini dilakukan di tengah strateginya mengejar jajaran lengkap yang terdiri dari mobil listrik, hibrida plug-in, dan hidrogen.
(NIA)