Perang Hacker Indonesia Vs India Berlanjut, Kini Situs Pemerintah India yang Dibobol
PESETERUAN hacker Indonesia dan India nampaknya belum berakhir. Setelah kemarin para hacker Indonesia menyebut telah membobol data penduduk Indonesia, kini para hacker Indonesia pun mengubah tampilan salah satu situs pemerintah India.
Kelompok hacker asal Indonesia, LulzSec dilaporkan telah merusak situs web Pemerintah India sebagai aksi balasan atas kebocoran data pribadi warga Indonesia oleh kelompok hacker India, Team NWH Security.
Dalam tangkapan layar yang dibagikan pengguna Twitter dengan akun @darktracer, tampak hacker LulzSec melumpuhkan situs web milik Departemen Pariwisata Jharkhand.
Aksi yang dilakukan kelompok hacker Indonesia ini sempat membuat situs web dengan domain https://tourism.jharkhan.gov.in/ hanya menampilkan latar hitam dengan pesan monohok ketika diakses.
"Kami bisa saja mengganti tampilan situs ini. Tapi nanti kasihan turis yang ada di sana," kata LulzSec dalam pesannya.
Ponsel Lipat Tiga Huawei Mate XT Segera Hadir di Indonesia, Ini Fitur-Fitur Canggih dan Mewahnya
Sebelumnya, kelompok hacker Team NWH Security mengklaim bahwa mereka telah berhasil membobol sebanyak 7 juta data warga Indonesia. Mirisnya, jutaan data itu bisa diakses dengan bebas di dark web.
Masalah awalnya sebearnya muncul akibat pernyataan kontroversial Pendeta Hindu India, Yati Narsinghanad Giri, yang dianggap menghina Islam. Pendeta Hindu India, Yati Narsinghanad Giri disebut mendukung ide untuk membunuh dua juta umat Islam serta memusnahkan agama Islam beserta umatnya dari muka Bumi.
Ia juga menyebut Sumur Zamzam yang terletak di Mekah adalah sungai Dewa Mahadev, yang merupakan dewa terbesar dalam agama Hindu. Hal ini pun membuat kesal kelompok peretas atau hacker yang mengatasnamakan diri sebagai Hacktivist Indonesia, mereka lantas melakukan serangan terhadap 12.000 website India.
Hacker Indonesia ini pun mengaku telah membobol sistem keamanan Icici Bank, perusahaan jasa keuangan terbesar kedua di India. Tapi, tidak diketahui berapa banyak pengguna yang terpengaruh dari serangan siber itu. Serangan juga mempengaruhi website Government Primary School Ramthali, CMR University, Voter Portal, Passbook hingga Dealer of Ford.
Hacker India pun membalas aksi hacker Indonesia dengan mengambil data pribadi sebuah universitas di Medan, Sumatera Utara. "Soon we post some critical data of Medan Universities," kata merek
Pasukan hacker India itu mengklaim bahwa mereka berhasil mendapatkan data pribadi berupa KTP, transkrip nilai S1, Kartu Keluarga, transkrip nilai S2 hingga ijazah S2.