Kabar Buruk! India Krisis Lapangan Kerja, Lulusan S2 Jadi Tukang Sapu

Kabar Buruk! India Krisis Lapangan Kerja, Lulusan S2 Jadi Tukang Sapu

Teknologi | BuddyKu | Senin, 29 Mei 2023 - 11:45
share

JAKARTA - India dilanda krisis pekerjaan. Masyarakat yang punya gelar sarjana hingga S3 pun kesulitan mendapatkan pekerjaan di negara tersebut.

Misalnya Sunil Kumar, penduduk negara bagian Haryana India memiliki dua gelar, sarjana dan master. Dirinya juga segera mendapatkan gelar ketiga dengan harapan mendapatkan pekerjaan yang baik di India.

Saya belajar agar saya bisa sukses dalam hidup. Ketika kamu bekerja keras, kamu seharusnya bisa mendapatkan pekerjaan, ujarnya dilansir dari CNN, Senin (29/5/2023).

Kumar saat ini memiliki pekerjaan, tetapi itu bukan dari yang dipelajari dan jelas bukan pekerjaan yang diimpikan.

Diketahui dirinya telah menghabiskan waktu pekerjaannya selama lima tahun terakhir dengan menyapu lantai sebuah sekolah di desanya, pekerjaan penuh waktunya ialah mengajar siswa. Dan secara keseluruhan, dia menghasilkan sekitar USD85 sebulan.

Kumar mengakui gaji yang didapatkannya tidak banyak. Apalagi perlu membiayai kedua orang tua yang sudah lanjut usia dan memiliki saudara perempuan.

Idealnya dia akan bekerja sebagai guru dan menggunakan gelar yang dimiliki. Namun malah sebaliknya.

Saya harus melakukan pekerjaan manual hanya untuk bisa memberi makan diri saya sendiri, ujarnya.

Situasi Kumar memang bukan sesuatu yang aneh, tetapi kesulitan dirasakan juga oleh jutaan pemuda India. Pengangguran kaum muda di negara ini meningkat tajam, sebuah perkembangan yang berisiko merusak perekonomian India.

Dengan status yang dengan negara terpadat di dunia telah mendorong harapan agar kaum muda untuk memajukan perkembangan ekonomi, ketika populasi China mulai berkurang dan menua. Tidak seperti China, populasi usia kerja India masih muda, tumbuh, dan diproyeksikan mencapai satu miliar selama dekade selanjutnya.

Kumpulan besar tenaga kerja dan konsumsi yang oleh seorang pejabat pemerintahan Biden menyebut sebagai Keajaiban ekonomi.

Tetapi untuk anak muda India seperti Kumar, ada sisi lain dari apa yang disebut keajaiban ini; terlalu sedikit pekerjaan dan terlalu banyak adanya persaingan.

Lagi lagi berbeda dengan China, di mana para ekonom khawatir jika tidak akan cukup pekerja untuk mendukung bertambahnya jumlah lansia, di India kekhawatirannya adalah tidak ada cukup pekerjaan untuk mendukung peningkatan jumlah pekerja.

Menurut Pusat Pemantauan Ekonomi India (CMIE) Sementara orang di bawah usia 25 tercatat lebih dari 40% dari populasi India, artinya hampir setengah dari mereka itu adalah 45,8% menganggur pada bulan Desember 2022, sebuah wadah pemikir independen yang berkantor di pusat, Mumbai, menerbitkan data pekerjaan lebih teratur dari pada pemerintah India.

Beberapa analis juga menggambarkan situasi tersebut kepada CNN sebagai bom waktu, memperingkatkan potensi kerusuhan sosial kecuali lebih banyak pekerjaan yang diciptakan.

Kumar dan pemuda India lain di posisi ini, tahu betul rasanya frustasi ketika tahu langkanya pekerjaan.

Saya sangat marah karena saya tidak memiliki pekerjaan yang sukses terlepas dari kualifikasi dan pendidikan saya, katanya.

Saya menyalahkan pemerintah atas hal ini. Mereka harus memberi pekerjaan kepada rakyatnya, tambahnya.

Kabar buruk terjadi oleh orang-orang seperti Kumar, dan pemerintah India. Dan para ahli memperingatkan bahwa ini adalah masalah yang akan bertambah buruk ketika populasi bertambah dan persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat.

Topik Menarik