Mengenal Enceladus, Satelit Saturnus yang Disebut Hunian Alien
JAKARTA, celebrities.id - Enceladus merupakan satelit alami Saturnus yang berbeda dibanding dengan satelit Saturnus lainnya.
Enceladus sangat luas, jaraknya berkisar antara Bumi dan Bulan serta lebih tebal hingga menjadikannya satelit tebesar ke enam Saturnus.
Enceladus disebut para ilmuwan sangat kaya akan partikel es dan silika mikroskopis. Berdasarkan misi Cassini, diketahui bahwa di bawah cangkang esnya, Enceladus memiliki lautan air yang dalam dengan aktivitas hidrotermal di dasarnya.
Tidak banyak yang diketahui dari Enceladus ini. Namun para ilmuwan yakin dengan melakukan lebih banyak penelitian tentang Enceladus akan memberikan wawasan luar biasa termasuk tentang apa yang ada di bawah lapisan esnya.
Bahkan beberapa pihak berpikir, bukan tidak mungkin penelitian tentang lautan air di bawah lapisan es Enceladus bisa mengungkap kehidupan alien di dalamnya, seperti dihimpun dari IFL Science, Senin (27/2/2023).
Topan Super Fung-wong Terjang Filipina Setelah Kalmaegi, 100 Ribu Lebih Penduduk Dievakuasi
Saat ini para ilmuwan sedang mempelajari salah satu wilayah di Enceladus yang disebut belang macan yang diketahui memiliki geyser. Geyser ini dikatakan meluncurkan material ke luar angkasa dan akhirnya membentuk cincin-E di Saturnus.
Tidak jelas bagaimana partikel nano-silika terbentuk, tetapi satu saran melihatnya berasal dari dasar laut Enceladus, dan model baru setuju dengan gagasan tersebut. Material dapat diangkat dari dasar laut bulan dan dibawa ke cangkang es dalam hitungan bulan.
"Model kami menunjukkan bahwa biji-bijian ini dapat diangkut melalui interior laut dalam rentang waktu lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya," kata Asisten Profesor Emily Hawkins, dari Loyola Marymount University, dalam sebuah pernyataan.
"Bahan nano-silika dianggap penting dalam generasi kehidupan di bulan yang sedingin es. Pada akhirnya, penelitian kami membantu dalam pemahaman tentang kelayakhunian Enceladus, dan akan memandu misi masa depan ke bulan tata surya bagian luar," tuturnya.
Ilmuwan mengungkap bahwa apa yang membuat bagian dalam Enceladus tetap bertahan adalah gaya pasang surut yang dialaminya saat mengelilingi Saturnus dalam orbit elips yang kuat.
Gaya-gaya tersebut menghimpit inti batuan dan cangkang es serta dasar lautan menjadi panas oleh ventilasi hidrotermal yang terbentuk di sana.
"Ini seperti merebus panci di atas kompor. Gesekan pasang surut menambah panas ke lautan dan menyebabkan arus air hangat naik," jelas ilmuwan planet Ashley Schoenfeld, penulis utama artikel dan mahasiswa pascasarjana di University of California, Los Angeles.
Penelitian kami menunjukkan bahwa aliran ini cukup kuat untuk mengambil material dari dasar laut dan membawanya ke cangkang es yang memisahkan samudra dari ruang hampa udara,", tuturnya.
Meskipun hanya butuh beberapa bulan bagi partikel untuk naik dari dasar laut, tidak jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan partikel tersebut untuk disemprotkan ke luar angkasa.
Prosesnya mungkin cepat atau bisa melibatkan proses yang lebih kompleks terkait dengan cangkang es.
Sampai saat ini belum ada update lagi tentang Enceladus. Kita tunggu saja apa yang akan ditemukan oleh para ilmuwan di salah satu satelit alami Saturnus itu.
