Perangi Stunting Melalui Teknologi Digital

Perangi Stunting Melalui Teknologi Digital

Teknologi | BuddyKu | Jum'at, 30 September 2022 - 11:58
share

Melihat progress tumbuh kembang anak yang sehat dengan asupan gizi yang lengkap, tentu menjadi dambaan setiap orang tua. Pemenuhan gizi memang menjadi hal yang penting untuk bekal tumbuh kembang anak.

Jika gizi tak terpenuhi maka akan mengancam kondisi gagal tumbuh. Imaz, bocah berusia dua tahun asal Pandeglang, Jawa Barat, merupakan salah satu dari balita dengan pemenuhan gizi yang tidak ideal. Di usianya yang sudah menginjak dua tahun, berat badan Imaz hanya 9,6 kilogram dan tinggi badan 93,4 centimeter.

Mi dan kental manis menjadi salah satu alasan Imaz kekurangan gizi. Nina, ibu dari Imaz menceritakan alasan dibalik konsumsi mie dan kental manis setiap harinya.

"Saya memberikan mie instan dan kental manis ke anak saya karena hanya mengandalkan gaji dari suami sebesar Rp 750 ribu per bulannya. Itu pun tidak cukup buat sehari-hari," ujar Nina.

Salah satu kader Posyandu Desa Rawasari, Kabupaten Pandeglang, Jasa Barat, Ene, mengungkapkan, selama ini pihaknya melakukan penyuluhan terkait kesehatan. Mulai dari, cara pemberian makanan serta cara pemberian susu.

Hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan mencatat 24,5 persen bayi usia di bawah lima tahun (Balita) di Provinsi Banten mengalami stunting pada 2021. Kabupaten Pandeglang pun tercatat sebagai wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Banten, yakni mencapai 37,8 persen pada tahun lalu.

Intervensi Teknologi

Data survei Status Gizi Balita Indonesia (SGBI) 2021, prevalensi stunting masih di angka 24,4 persen atau sebanyak lima juta lebih balita mengalami stunting dari sekitar 23 juta jumlah anak di Indonesia. Beberapa wakta lalu, PT XL Axiata, Tbk (XL Axiata) bersama Viamo Indonesia (Viamo) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat berkolaborasi meluncurkan layanan Tanya321.


Pixabay/Webster 2703
Pixabay/Webster 2703

Dengan layanan ini, masyarakat bisa mengakses informasi resmi mengenai kesehatan dari pemerintah dan organisasi internasional terkait, selama 24 jam sehari, lewat aplikasi WhatsApp.

Diharapkan dengan adanya layanan ini, dapat menjadi upaya peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi dalam mendukung program pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI. Chief Corporate Affairs XL Axiata, Marwan O Baasir menyampaikan, kolaborasi ini merupakan wujud nyata upaya XL mendukung gerakan inovasi dari penyediaan informasi secara digital yang inklusif.

Menurutnya, pemilihan aplikasi WhatsApp sebagai wadah dari penyebaran informasi sangat relevan, karena menurut data Statista, di Indonesia tercatat ada lebih dari 80 juta pengguna WhatsApp di 2021.

Karena itu, penyebaran informasi resmi dari pemerintah dapat juga difasilitasi dengan layanan ini, sehingga masyarakat dapat mengakses informasi umum resmi pemerintah tanpa harus mengunduh aplikasi tambahan.

Masyarakat cukup menghubungi Tanya321 lewat WhatsApp di nomor 0819 - 0819 - 2 - 321 atau di link bit.ly/tanya321. Melalui fasilitas Tanya321 ini, Kemenkes memberikan layanan informasi kesehatan secara resmi.

Mulai dari, informasi Covid-19 dan vaksin, kesehatan ibu dan anak, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), hingga pola hidup sehat, kesehatan mental, serta edukasi penyakit lainnya. Direktur Jenderal Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr Maria Endang Sumiwi, menjelaskan, melalui kerjasama ini, memungkinkan sarana akses informasi menjangkau masyarakat Indonesia seluas mungkin.

"Peluncuran layanan Tanya321 ini searah dengan transformasi layanan primer yang sedang dijalankan oleh Kementerian Kesehatan untuk memperkuat aktivitas promotif preventif. salah satunya adalah dengan memberikan edukasi," ujarnya.

Topik Menarik