Review ‘Monster: The Jeffrey Dahmer Story’: Pembunuh dan Pemerkosa Terngeri dari Milwaukee

Review ‘Monster: The Jeffrey Dahmer Story’: Pembunuh dan Pemerkosa Terngeri dari Milwaukee

Teknologi | BuddyKu | Rabu, 28 September 2022 - 11:31
share

Pecinta film biopik bergenre true crime story merapat! Netflix kembali merilis perjalanan singkat biografi dari seorang pembunuh berantai terkenal di daerah Milwaukee, Amerika Serikat tahun 1990-an bernama Jeffrey Dahmer.

Serial Monster: The Jeffrey Dahmer Story hadir dalam 10 episode yang berdurasi antara 45 menit hingga satu jam tiap episodenya dan sudah tayang sejak 21 September lalu.

Bukan hanya membahas tentang masa lalu dan kejahatan Jeffrey, serial ini juga mengambil setting dan point of view dari para korban, keluarga, dan orang-orang sekitar Jeffrey Dahmer.

Dibintangi oleh Evan Peters sebagai Jeffrey Dahmer, ia merupakan seorang laki-laki kelahiran 21 Mei 1960 dari pasangan Lionel Dahmer (Richard Jenkins) dan Joyce Dahmer (Penelope Ann Miller). Sejak kecil, Jeffrey adalah seorang anak yang pendiam dan cenderung tertutup. Ia kurang bisa bergaul dengan teman-teman seusianya dan seringkali menjadi saksi pertengkaran kedua orangtuanya.

Bahkan, di usia anak-anak kala itu ia punya hobi yang cukup aneh. Bersama ayahnya, ia senang berburu bangkai hewan kemudian melakukan bedah organ di garasi rumah.

dahmer
Monster: The Jeffrey Dahmer Story (IMDb)

Saat kedua orang tuanya memutuskan untuk berpisah, Jeffrey benar-benar terabaikan. Ayahnya memilih untuk tinggal bersama wanita lain, sedangkan ibunya kabur dengan membawa adiknya, David Dahmer. Jeffrey yang tinggal sendiri sejak usia 17 tahun hidupnya semakin berantakan dan menjadi seorang pecandu alkohol.

Ia bahkan beberapa kali dikeluarkan dari kampus dan akademi militer. Ia juga nggak punya pekerjaan tetap. Sampai akhirnya, hobi anehnya tadi tereleasi pada tubuh manusia.

Meski awalnya ia berusaha menyembunyikan mayat korban tersebut, pada akhirnya ia memutuskan untuk membedah, memutilasi, bahkan mengkonsumsi tubuh korbannya.

dahmer
Monster: The Jeffrey Dahmer Story (IMDb)

Meski tahu ada yang aneh dalam dirinya, tapi ia nggak bisa menahan hasrat dan obsesinya terhadap tubuh manusia, khususnya laki-laki. Ia merasa terpuaskan ketika melihat organ dalam makhluk hidup.

Salah satu scene yang paling menarik di serial ini adalah ketika tetangganya, Glenda Cleveland (Niecy Nash) beberapa kali melaporkan kecurigaannya terhadap Jeffrey namun diabaikan begitu saja oleh polisi. Ia kerap mencium bau daging busuk yang masuk lewat ventilasi apartemennya serta teriakan seseorang.

dahmer
Monster: The Jeffrey Dahmer Story (IMDb)

Glenda dan anaknya juga sempat melaporkan kasus, ketika Jeffrey menculik korban di bawah umur yang berusia 14 tahun bernama Konerak Sinthasomphone kepada polisi. Saat itu, korbannya berhasil melarikan diri dari apartemen Jeffrey dengan kondisi bersimbah darah, setengah sadar akibat bius obat, dan telanjang.

Sikap apatis polisi terhadap kaum kulit hitam, lebih percaya dengan pernyataan Jeffrey yang mengatakan kalau bocah tersebut adalah kekasihnya yang berusia 19 tahun dan sedang mabuk. Keduanya bertengkar sehingga menyebabkan kepala Konerak terluka.

dahmer
Monster: The Jeffrey Dahmer Story (IMDb)

Lucunya setelah mencoba meyakinkan polisi, ia dengan mudah lolos. Polisi kemudian mengembalikan Konerak pada Jeffrey karena dianggap sebagai penanggung jawabnya. Nggak lama setelahnya, bocah tersebut dibunuh dengan cara disiksa dan dimutilasi. Sebagian tubuhnya ada juga yang dilarutkan dalam cairan asam.

Sebelumnya, kakak Konerak pun sempat menjadi korban penculikan dan pelecehan seksual Jeffrey. Namun ia berhasil lolos dan kabur ke rumah. Kasus ini pun dibawa ke persidangan oleh keluarga korban, namun untuk kesekian kalinya Jeffrey bisa lolos dari jeratan hukum. Ia hanya dikenakan hukuman satu tahun penjara.

dahmer
Monster: The Jeffrey Dahmer Story (IMDb)

Setelah melakukan kejahatan dan pembunuhan secara berulang, Jeffrey Dahmer atau yang dikenal dengan julukan monster Milwaukee atau kanibal Milwaukee akhirnya ditangkap polisi tahun 1991 saat ingin mengeksekusi korbannya. Beruntung, korban tersebut berhasil melarikan diri dan melaporkan pada polisi.

Nggak lama setelahnya, polisi datang menggeledah apartemen Jeffrey dan menemukan sejumlah bukti seperti benda tajam, foto korban mutilasi, tong berisi larutan asam untuk menghancurkan potongan tubuh korban serta beberapa bagian tubuh dalam lemari pembeku.

dahmer
Monster: The Jeffrey Dahmer Story (IMDb)

Saat ditangkap, Jeffrey mengidap gangguan kepribadian skizotipa dan psikotik, namun pengadilan tetap menghukumnya. Ia didakdwa dengan tuduhan sebanyak 17 pembunuhan dimana korbannya semua adalah laki-laki, termasuk anak dibawah umur berusia 14 tahun. Sayangnya, polisi hanya mampu membuktikan 15 kasus saja.

Sidangnya berlangsung selama dua minggu sejak 30 Januari 1992 dengan putusan akhir hukuman penjara selama 15 tahun dikali seumur hidup, atau dengan kata lain selama 957 tahun.

Selain membunuh, Jeffrey juga dikenal sebagai pelaku pelecehan seksual sadis hingga mencabik, mengebor, hingga memutilasi bagian tubuh korban. Pembunuhan ini ia lakukan selama 13 tahun lamanya, mulai dari tahun 1978 sampai 1991.

dahmer
Monster: The Jeffrey Dahmer Story (IMDb)

Ia juga punya kelainan nekrofilia yakni kepuasan seksual bila melakukan hubungan intim dengan orang yang sudah meninggal. Dan banyak dari korban pembunuhannya, melibatkan kanibalisme hingga mengawetkan beberapa bagian tubuh yang telah dimutilasi. Sebagian ia simpan dalam kulkas, ada juga yang dilarutkan dalam cairan asam dan ada pula yang ia konsumsi.

Serial biopik true crime story karya Ryan Murphy dan Ian Brennan sekaligus sebagai eksekutif produser ini, dijamin bikin kamu merinding, mual dan merasa ngeri.

Ini adalah serial biopik yang sempurna! Bahkan di saat Jeffrey tertangkap, beberapa orang merasa fanatik terhadap kehebatan dirinya.

Akting Evan Peters benar-benar gila! He deserves an Oscar! Sangat rapi dan sempurna untuk menggambarkan behaviour seorang Jeffrey Dahmer ditambah dengan narasi khas tanpa ekspresi dan tidak banyak berbicara.

Peters benar-benar mampu menggambarkan sisi gelap dan lemah dari sosok Jeffrey Dahmer, misalnya sebagai anak yang masih kecil dan tertutup, terabaikan, kesepian, bahkan ditinggalkan kedua orangtuanya pasca bercerai.

Begitu pula obsesinya dalam berburu korbannya di beberapa klub gay dan meracuni mereka dengan obat yang membuat korbannya pingsan. Dalam waktu inilah, Jeffrey melancarkan aksinya untuk melakukan pelecehan, penyiksaan, dan memutilasi korbannya.

Bukan cuma menggambarkan pembunuhannya saja, tapi issue diskriminasi sangat kental dibahas pada serial ini. Andaikan saat itu polisi mengadakan penyelidikan atas laporan tetangganya, Glenda, mungkin saja beberapa korban bisa selamat.

Sutradara yang terbagi dalam beberapa episode, yakni Jennifer Lynch, Paris Barclay, Clement Virgo, Gregg Araki, juga Carl Franklin mampu menghadirkan sinematografi yang apik untuk mendukung nuansa tahun 70-an hingga 90-an. Belum lagi, visual yang menegangkan ketika sang pembunuh melancarkan aksinya. Nggak terlalu dark tapi mampu membuat penonton ikut merasakan ketegangan dan kengerian.

Meski alur ceritanya maju mundur, tapi mudah dipahami oleh penonton dengan narasi naskah yang sempurna untuk setiap karakternya.

Selama masa hidupnya dalam Lapas Columbia Correctional Institution, Jeffrey akhirnya memutuskan dirinya dibaptis secara Katolik untuk meminta pengampunan terhadap Tuhan. Enggak lama setelahnya, tepatnya tanggal 28 November 1994 salah satu penghuni sel menganiayanya hingga tewas.

Serial ini sekaligus menjadi gambaran pentingnya peran kedua orangtua dalam pendampingan anak. Bukan tanpa sebab, perilaku seseorang bisa saja berubah karena trauma masa kecil.

Happy watching!

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik!Lets join Z Creators dengan klik di sini .

Z Creators
Z Creators
Topik Menarik