Marie Joseph Esports, Mengubah Stigma Negatif Orang Tua Terhadap Game

Marie Joseph Esports, Mengubah Stigma Negatif Orang Tua Terhadap Game

Teknologi | upstation.asia | Sabtu, 30 April 2022 - 05:00
share

Sebagai salah satu industri yang tengah berkembang pesat, dunia esports saat ini masih dipandang sebelah mata dan dipenuhi berbagai stigma negatif oleh para orang tua.

Sebagian besar dari mereka menyamakan esports dengan kegiatan bermain gim seperti pada umumnya, sehingga menganggap hal tersebut hanyalah membuang-buang waktu saja. Mereka lebih mementingkan prestasi akademik ataupun kegiatan ekstrakurikuler yang menurut mereka lebih berguna.

Oleh karena itu, langkah sekolah Marie Joseph dalam mengadakan kegiatan ekstrakurikuler esports merupakan sebuah langkah berani yang mencoba mendobrak batasan paradigma kolot yang mengekang generasi muda dari mimpi mereka.

Kegiatan Ekstrakurikuler Esports di Sekolah Marie Joseph

Pada hari Rabu, 27 April 2022, Debora Immanuella, SVP dari UniPin Community mewakili UP Station berkesempatan untuk mengunjungi sekolah Marie Joseph dan berbincang singkat dengan Gary M. Anderson, Program Coordinator untuk sekolah Marie Joseph. Gary menceritakan bahwa pada awalnya, ia sama sekali tidak tahu mengenai esports.

marie joseph
Gary M. Anderson (kiri) dan Debora Immanuella (kanan)

Ia mengadakan pertemuan dengan RRQ Academy untuk membahas pembentukan ekstrakurikuler esports, dan dari situlah ia pertama kali mengetahui tentang esports. Gary sama sekali tidak menyangka bahwa dunia esports merupakan sebuah industri yang penuh dengan kompetisi, di mana orang bisa berkarir baik sebagai pro player maupun pelatih, caster, streamer, dan sebagainya.

Saya pikir ini adalah sebuah revolusi dalam dunia olahraga, sebuah langkah baru ke dalam lingkungan yang serba digital. Setelah pertemuan dengan RRQ, saya menonton film dokumenter di Netflix dan mempelajari tentang prizepool dan viewership yang ada di dalam dunia esports. Hasilnya sungguh mengejutkan. Di Amerika Serikat, esports memiliki lebih banyak viewers daripada NBA. Jadi ini adalah sesuatu yang sedang berkembang pesat, sehingga kita harus menjadi bagian dari hal tersebut. Kita (Marie Joseph) harus bergerak maju seiring dengan perkembangan dunia, ujarnya.

Mengenai masalah stigma orang tua terhadap pilihan karir anaknya di dunia esports, Gary mengibaratkan sebuah akademi esports tak jauh berbeda dengan akademi olahraga pada umumnya.

Sebagai orang tua, Anda tidak pernah menghentikan mimpi anak Anda jika mereka ingin menjadi Cristiano Ronaldo ataupun Lionel Messi berikutnya, bukan? Jika anak Anda ingin masuk akademi sepakbola dan mereka mampu, tentu Anda akan mendukungnya kan? Begitu juga dengan esports. Anak Anda bisa saja menjadi Cristiano Ronaldo berikutnya di dunia esports. Mereka bisa menjadi pahlawan ataupun idola dari anak-anak generasi selanjutnya, tutur Gary dengan bersemangat.

Mimpi tersebut tentu harus dimulai sedini mungkin. Semuanya diawali dari grassroots , begitu ia menyebutnya. Dari usia muda seperti sekolah dasar dan sekolah menengah pertama kita dapat menemukan dan mengasah bakat anak-anak. Usia tersebut menurutnya tepat untuk membangun passion dan antusiasme mereka terhadap esports, dan tugas Gary sebagai pengajarlah untuk membimbing mereka ke arah itu.

Menghilangkan Anggapan Buruk Orang Tua

Meski demikian, salah satu kendala terbesar dalam menghadirkan esports sebagai ekstrakurikuler di Indonesia adalah masih banyaknya orang tua yang beranggapan buruk soal game. Menurut Gary, semua itu dikarenakan minimnya informasi dan pengetahuan mengenai esports yang dimiliki oleh para orang tua tersebut.

Saya pikir salah satu cara membujuk orang tua adalah meminta mereka untuk tidak terlalu naif. Mereka sendiri pasti pernah melakukan sebuah hal di masa lalu yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan tidak banyak diketahui orang. Selain itu, untuk bisa membuat sebuah keputusan secara terpelajar dalam hidup, kita membutuhkan semua informasi secara jelas. Kita tidak bisa membuat keputusan akan sesuatu yang tidak kita ketahui, jadi berikanlah para orang tua ini semua informasi yang mereka butuhkan, dan saya pastikan mereka akan mampu mengubah mindset mereka tentang game dan esports, lanjutnya kemudian.

Selain sisi hiburan yang sudah kita ketahui, esports juga memiliki sisi akademis menurut Gary. Kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis, bertindak tenang di dalam tekanan, kemampuan teamwork , semuanya itu akan bermanfaat tak hanya di dalam esports, tetapi juga dalam kehidupan secara umum.

Mencapai Keseimbangan Antara Akademik & Olahraga

Para murid yang menjadi anggota Marie Joseph Esports juga diwajibkan untuk memiliki prestasi akademis yang bagus untuk tetap bisa berada dalam tim. Gary menuturkan bahwa setiap anggota tim ekstrakurikuler eksports harus memiliki grade KKN di atas 70% untuk semua mata pelajaran dan menyelesaikan seluruh homework mereka.

Ia memberi contoh dalam akademi olahraga manapun, setiap pemain dinilai tak hanya dari kemampuan fisik dan bakat olahraga saja, tetapi juga kemampuan akademis mereka. Oleh karena itu, pihaknya selalu mendorong murid-murid yang mengikuti ekskul esports ini untuk tetap berprestasi dan menyelesaikan tugas-tugas akademis dengan baik.

mjesports
Ruang klub Marie Joseph Esports

Semua itu karena di Marie Joseph Esports, mereka tak hanya mempersiapkan murid untuk menjadi pro player saja, tetapi menjadi profesional sejati. Karena mungkin tak semua murid akan berhasil menjadi pemain profesional, tapi mereka semua pasti akan menjalani kehidupan sebagai profesional di dunia kerja.

Jadi, itu adalah tugas Marie Joseph sebagai sekolah untuk mengajarkan bagaimana caranya sukses di dunia profesional, melalui jalur esports. Itulah pesan yang ingin disampaikan oleh Gary dan klub ekskul Marie Joseph Esports kepada para orang tua di Indonesia.

Gary menutup sesi wawancara dengan sebuah pesan bagi mereka yang ingin berkarir dan bercita-cita menjadi atlet esports profesional.

Semuanya tergantung dari latihan. Alasan sesungguhnya Cristiano Ronaldo mampu mencetak banyak gol dari free kick bukan karena ia berlatih hingga mampu mencetak gol dari free kick dengan baik, namun karena ia berlatih hingga ia tak pernah gagal mencetak gol dari free kick. Ada perbedaan yang jauh antara kedua hal tersebut. Berlatihlah setiap hari, dan jangan hanya berlatih sampai kamu bisa melakukannya dengan benar, tapi berlatihlah hingga kamu tak pernah salah dalam melakukannya. Itulah kunci untuk masuk ke dunia profesional, tutupnya.


Dapatkan berita gaming dan informasi menarik lainnya seputar dunia game, esports, film, anime, dan lainnya hanya di UP Station.

Bagi kalian yang mau top-up game kesayangan kalian bisa langsung kunjungiUniPin! Proses cepat dan harga murah!

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru dan berita gaming lainnya di akun sosial media kami:
Facebook :UP Station Indonesia
YouTube :Upstation Media
Twitter :@Upstationmedia
Instagram :@upstation.media

Yuk gabung di grup Discord kami!
Discord :UniPin Official Community

Topik Menarik