Meta Digugat Karena Iklan Kripto Palsu

Meta Digugat Karena Iklan Kripto Palsu

Teknologi | okezone | Jum'at, 18 Maret 2022 - 11:17
share

JAKARTA - Australia melayangkan gugatan kepada Meta, perusahaan induk dari Facebook, sebab menayangkan iklan menyesatkan berupa promosi aset kripto palsu.

Dikutip dari Reuters, Jumat (18/3/2022), gugatan tersebut diajukan oleh Pengawas Kompetisi Australia yang memulai proses hukumnya pada Jumat ini.

"Meta dinilai mengetahui bahwa ada iklan penipuan untuk aset kripto dengan kedok endorsment pada selebriti di Facebook, namun mereka tidak mengambil langkah yang cukup untuk mengatasi masalah ini," ujar Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC).

Iklan yang muncul di Facebook itu menampilkan beberapa tokoh masyarakat Australia yang terkemuka, para pesohor itu diketahui mempromosikan investasi aset kripto namun dengan iming- iming menghasilkan uang yang tetap.

Regulator pun menilai hal itu merupakan sebuah penipuan yang dapat berpotensi menyesatkan masyarakat di Negeri Kangguru.

Disebutkan bahwa Regulator sedang mencari deklarasi, perintah, hukuman, biaya dan perintah lainnya

"Meta meyakinkan penggunanya bahwa layanan mereka dapat mendeteksi dan mencegah spam. Mereka bahkan mempromosikan keamanan di Facebook, tetapi gagal mencegah publikasi iklan penipuan aset kripto dengan dukungan selebriti serupa lainnya," ujar Ketua ACCC Rod Sims.

Hal yang bermasalah dari iklan tersebut adalah ketika pengguna masuk ke lama iklan tersebut, pengguna akan diarahkan melihat artikel seolah- olah buatan media terpercaya.

Padahal hal itu tidak benar dan justru berisi kutipan dari para selebriti yang terkesan mendukung investasi bodong.

Jika pengguna tidak waspada, maka besar kemungkinan pengguna tersebut melanjutkan ke instruksi yang ditaruh di situs web tersebut dan akhirnya mendaftar dengan menyetor sejumlah dana sehingga akhirnya berujung terjebak skema penipuan.

"Kami menduga bahwa teknologi Meta memungkinkan iklan ini ditargetkan ke pengguna yang paling mungkin terlibat dengan iklan tersebut," kata Rod Sims.

Topik Menarik