Prof Nuh Ungkap Tiga Cara Atasi Defisit Kebaikan di Idul Adha
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Sholat Idul Adha 1446 H di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) pagi ini dihadiri oleh sekitar 40.000 jamaah, termasuk Plt. Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dan Sekdaprov Jatim Adhy Karyono.
Khutbah Idul Adha yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Nuh, DEA., mantan Menteri Pendidikan, menekankan pentingnya mengatasi "defisit kebaikan" yang dihadapi umat manusia.
Prof Nuh menjelaskan bahwa nikmat yang diberikan Allah SWT jauh melampaui amal kebaikan yang dilakukan manusia. Ia mengutip Al-Qur'an (QS As Saba’ : 13) yang menyatakan bahwa hanya sedikit hamba Allah yang pandai bersyukur.
"Bersyukur bukan hanya atas pemberian nikmat, tetapi juga atas dihindarkannya dari musibah," tegasnya.
Ia membedakan antara Asy-Syakur (yang selalu bersyukur dalam keadaan apapun) dan Asy-Syakir (yang hanya bersyukur saat menerima anugerah).
Prof. Nuh juga mengutip Ibnu Athoillah dalam Al-Hikam (199): "Orang yang tidak mengetahui nilai nikmat saat memperolehnya, ia akan mengetahuinya ketika sudah lepas dari dirinya (hilang)."
Prof. Nuh menjelaskan penyebab defisit kebaikan ini, antara lain dosa-dosa personal dan sosial, seperti pengabaian terhadap nasib anak yatim, fakir miskin, dan keengganan untuk menyelesaikan masalah sosial dasar seperti kecukupan pangan. Ia bahkan mengaitkannya dengan "dosa" sosial sebagaimana disebut dalam QS Al Ma’un: ayat 1-3.
Untuk mengatasi defisit ini, Prof. Nuh menawarkan tiga solusi: memohon ampunan kepada Allah, memohon kasih sayang-Nya, dan memperbanyak amal sholeh, termasuk ibadah qurban dan ibadah sosial lainnya.
"Semangat berkurban ini diharapkan dapat mengurangi defisit kebaikan, bahkan menjadi deposito kebaikan untuk masa depan," ujarnya.
Ia juga menyinggung kisah tiga orang yang terjebak di gua, yang berhasil keluar berkat "deposito kebaikan" mereka. Lebih lanjut, Prof. Nuh mengutip Syech Abdul Qodir Al-Jilani yang menyatakan bahwa tidak ada amal kebajikan yang lebih utama daripada memberi makan dan berperilaku baik.
Selain khutbah, Idul Adha di MAS juga ditandai dengan penerimaan hewan kurban, termasuk sapi dari Presiden Prabowo Subianto (jenis Peranakan Ongole seberat 1.020 kg), Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (960 kg), Wagub Jatim Emil Dardak (900 kg), dan Sekda Jatim Adhy Karyono (860 kg).
Humas BPP MAS, H. Helmy M. Noor, juga melaporkan penerimaan sekitar 65 ekor kambing, 23 ekor sapi dari Idham Mustahid Arifin dan Bapenda Jatim, serta empat sapi dari patungan. Total hewan kurban yang diterima MAS mencapai 88 ekor.










