Mahasiswa Amikom Tewas saat Demo di Yogyakarta, Kapolri: Sedang Pendalaman

Mahasiswa Amikom Tewas saat Demo di Yogyakarta, Kapolri: Sedang Pendalaman

Nasional | sindonews | Senin, 1 September 2025 - 17:45
share

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo merespons kematian mahasiswa Amikom Yogyakarta Rheza Sendy Pratama di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Minggu (31/8/2025). Almarhum sebelumnya sempat mengikuti aksi unjuk rasa di kawasan Mapolda DIY.

Kapolri mengaku, pihaknya sedang menyelidiki penyebab kematian dari mahasiswa tersebut. “Saya kira semuanya sudah jelas kan apa yang terjadi dan saat ini sedang dilaksanakan pendalaman meninggalnya karena apa,” kata Jenderal Sigit di RS Polri Kramat Jati, Senin (1/9/2025).

Sebelumnya, mahasiswa Amikom Yogyakarta Rheza Sendy Pratama meninggal dunia di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Minggu, 31 Agustus 2025. Almarhum sebelumnya sempat mengikuti aksi unjuk rasa di kawasan Mapolda DIY.

Baca juga: Kematian Mahasiswa Amikom Rheza Sendy Pratama, Kapolda DIY Siap Lakukan Penyelidikan

Ayah Reza, Yoyon Surono mengetahui anaknya berada di RSUP Dr Sardjito dari tetangganya. Saat itu, dia ditunjukkan foto KTP Reza tanpa diketahui kejelasan penyebabnya. Hanya dikatakan kena gas air mata.“Cuma kena gas air mata kok gitu. Gak papa itu ke Sardjito. Saya ke sana anaknya sudah terbujur kayak gitu (meninggal dunia),” kata Yoyon, Minggu, 31 Agustus 2025.

Yoyon mengaku ikut memandikan anaknya. Saat itulah dia melihat di tubuh anaknya banyak luka. Pada kepalanya ada luka bocor, dan di tubuhnya ada bekas pijakan sepatu PDL dan beberapa sayatan. Selain itu juga ada beberapa putih-putih yang diduga karena gas air mata, lecet pada kaki tangan dan punggung.

Baca juga: Mahasiswa Amikom Peserta Aksi Unjuk Rasa Meninggal, Keluarga: Ada Bekas Pijakan Sepatu PDL dan Banyak Luka

Proses pemulangan jenazah juga agak lama. Pihak Kepolisian meminta untuk dilakukan autopsi. Namun keluarga hanya pasrah dan tidak bersedia. “Meninggalnya jam 07.00 WIB. Kita enggak mau autopsi makanya tadi nunggu lama ini kan target sampai sini jam 1 sudah telat,” katanya.

Yoyon mengatakan, saat itu anaknya tidak pakai baju. Katanya itu diperkuat dari rekaman CCTV. Dari keterangan rumah sakit juga tidak ada kejelasan siapa yang mengantar. Hanya dikatakan dari tenaga kesehatan Polda DIY. “Nggak ada cuma dari unit kesehatan polda gitu saja. Kata yang antar ada aksi demo,” katanya.Pihak keluarga tidak menyangka anaknya akan meninggala secepat itu. Almarhum baru semester lima, dan baru saja membayar uang semester. Sebelumnya almarhum minta uang untuk untuk ngopi dengan teman-teman SMK.

“Tadi aku sudah melihat dan ikut mandikan. Yang sini kayak patah, pas dikucir kepala juga harus dikrek sama yang di sana. Cuma yang paling kelihatan kan bekas-bekas sepatu PDL itu sini sini, sama bekas sayatan-sayatan kayak bekas digebuk,” katanya.

Yoyon berharap aksi demi dilaksanakan dengan damai dan tidak ada lagi kekerasan.

Topik Menarik