Bom Truk Meledak di Depan Pangkalan Udara Kolombia, 5 Tewas, 36 Luka-luka

Bom Truk Meledak di Depan Pangkalan Udara Kolombia, 5 Tewas, 36 Luka-luka

Global | sindonews | Jum'at, 22 Agustus 2025 - 06:59
share

Serangan bom truk telah mengguncang kompleks Pangkalan Udara Kolombia pada Kamis waktu setempat. Lima orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Bom mobil tersebut meledak di jalanan yang ramai depan pangkalan udara di kota Cali.

Polisi mengatakan serangan bom tersebut menargetkan Sekolah Penerbangan Militer Marco Fidel Suarez di utara kota—sebuah tantangan baru bagi proses perdamaian negara yang rapuh menjelang pemilu 2026.

Baca Juga: Capres Kolombia yang Ditembak Kepalanya saat Kampanye Kini Meninggal

"Terdengar suara gemuruh seperti ledakan di dekat pangkalan udara," ujar saksi mata, Hector Fabio Bolanos (65), kepada AFP, Jumat (22/8/2025)."Banyak orang terluka," katanya. "Banyak rumah rusak di depan pangkalan."

Beberapa bangunan dan sebuah sekolah dievakuasi.

Wali Kota Cali, Alejandro Eder, mengatakan laporan awal menunjukkan setidaknya lima orang tewas dan 36 orang luka-luka.

Dia mengumumkan larangan truk besar memasuki kota karena khawatir akan ledakan lebih lanjut. Dia menawarkan hadiah USD10.000 bagi siapa pun yang memberikan informasi terkait serangan bom tersebut.

Saksi mata, Alexis Atizabal (40), mengindikasikan bahwa warga sipil mungkin termasuk di antara korban tewas."Ada korban jiwa di antara orang-orang yang lewat di jalan itu," katanya.

Belum jelas siapa yang bertanggung jawab, tetapi gubernur Valle del Cauca, Dilian Francisca Toro, menyebutnya "serangan teroris."

"Terorisme tidak akan mengalahkan kita," katanya.

Pada bulan Juni, gerilyawan sayap kiri mengaku bertanggung jawab atas gelombang serangan bom dan senjata api di dalam dan sekitar Cali yang menewaskan tujuh orang.

Kelompok tersebut, Staf Umum Pusat (EMC), menolak kesepakatan damai 2016 dan telah meningkatkan operasi menjelang pemilu 2026.Meskipun kelompok gerilya, paramiliter, dan kartel narkoba masih menguasai sebagian besar wilayah Kolombia, negara ini telah menikmati satu dekade atau lebih ketenangan yang relatif.

Namun, baru-baru ini terjadi lonjakan kekerasan menjelang pemilihan presiden 2026.

Dalam serangan yang tampaknya tidak terkait pada hari Kamis, delapan orang tewas dalam bentrokan antara gerilyawan dan polisi di wilayah barat laut negara itu.

Para petugas polisi sedang membasmi tanaman koka di dekat kota Medellin.

Banyak kelompok bersenjata Kolombia—yang dulunya berideologi kiri atau kanan—mendanai diri mereka sendiri melalui perdagangan kokain yang menguntungkan.

Serangan-serangan tersebut menambah tekanan pada pemerintahan Presiden Gustavo Petro, yang pendekatannya yang berdamai dengan kelompok-kelompok bersenjata telah disalahkan atas meningkatnya kekerasan.

Topik Menarik