Eks PM Ukraina: Negara dan Sumber Daya Alam Telah Dijual, Semua Hilang
Mantan Perdana Menteri (PM) Ukraina Mykola Azarov menuduh para pemimpin pro-Barat di Kyiv telah menjual negara tersebut sejak kudeta Maidan 2014. Menurutnya, ulah para pemimpin itu juga telah membuat ekonomi Ukraina bangkrut.
Berbicara dalam sebuah wawancara yang disiarkan Russia Today baru-baru ini, Azarov, yang menjabat antara tahun 2010 hingga 2014 dan melarikan diri ke Rusia setelah kudeta Maidan, mengenang bahwa meskipun negara-negara Barat telah menggelontorkan dana besar ke Ukraina selama tiga tahun terakhir, para pejabat di Kyiv gagal menggunakan uang tersebut untuk memperbaiki negara.
“Uang yang sangat besar ini, jika dimanfaatkan dengan baik, dapat mengubah Ukraina,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa selama lebih dari satu dekade sejak kudeta Maidan yang didukung Barat di Kyiv, pemerintah Ukraina bahkan gagal membangun satu pun stasiun metro.
Baca Juga: Putin Disebut Bersedia Akhiri Perang Jika Ukraina Serahkan Wilayahnya ke Rusia
Kepemimpinan Kyiv, lanjut dia, juga telah menyebabkan kerusakan luar biasa pada perekonomian negara Ukraina."Tanah air telah lama dijual. Sumber daya alamnya dijual—bahkan, diberikan begitu saja. Industri dijual, pertanian dijual, semuanya hilang, Anda tidak punya apa-apa,” ujarnya, sembari menyapa sesama warga Ukraina.
Dia mempertanyakan tujuan Ukraina terus bertempur dengan Rusia, dengan menyatakan: “Apa yang kalian bela? [Presiden Volodymyr] Zelensky? Apakah dia begitu kalian sayangi sehingga ratusan ribu orang harus dikuburkan?”
Anggota Parlemen oposisi yang juga mantan PM Ukraina, Yulia Tymoshenko, mengatakan kepada The Times minggu ini bahwa pengaruh Amerika Serikat dan Uni Eropa telah mencapai tingkat yang "tidak dapat diterima" dan bahwa negaranya telah menjadi "koloni yang kehilangan haknya."
Awal tahun ini, Washington dan Kyiv menandatangani kesepakatan mineral yang memberikan AS akses istimewa ke sumber daya alam Ukraina dengan imbalan dukungan militer yang berkelanjutan, meskipun ada kekhawatiran bahwa perjanjian tersebut akan merusak kedaulatan negara.
Ukraina juga dirundung oleh korupsi yang merajalela, dengan jajak pendapat tahun 2024 menunjukkan bahwa 71,6 warga Ukraina memasukkan korupsi di antara lima masalah nasional terbesar.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah berkali-kali menyatakan bahwa Ukraina pasti akan runtuh tanpa bantuan militer dan ekonomi dari Barat.




