Ferry Paulus Tanggapi Desakan Bukti FIFA, Ungkap 3 Kategori Regulasi Suporter Tandang Ditolak

Ferry Paulus Tanggapi Desakan Bukti FIFA, Ungkap 3 Kategori Regulasi Suporter Tandang Ditolak

Olahraga | sindonews | Sabtu, 9 Agustus 2025 - 20:11
share

Publik sepak bola Indonesia masih bertanya-tanya mengenai nasib regulasi larangan suporter tandang yang kembali diterapkan di Super League 2025-2026. Menanggapi desakan publik yang menuntut bukti tertulis dari FIFA terkait penolakan regulasi tersebut, Direktur Utama I.League, Ferry Paulus, memberikan penjelasan terperinci.

Menurut Ferry Paulus, penolakan FIFA bersifat implisit dan berdasar pada catatan minor yang terjadi di akhir musim lalu. "Sebenarnya secara implisit kan sudah jelas. Pada waktu pasca Kanjuruhan, FIFA hadir, kemudian memberikan beberapa guidance untuk melakukan perbaikan-perbaikan," ujar Ferry, kemarin.

"Kalau melihat beberapa kasus di penghujung pertandingan di musim lalu, itu yang menjadi catatan penting."

Baca Juga:Sassuolo, Jay Idzes, dan Dukungan Fans Indonesia

Ferry Paulus mengungkapkan, sebelumnya I.League sempat optimistis bahwa larangan suporter tandang bisa dicabut. Mereka bahkan telah menyusun draf regulasi yang membagi kategori rivalitas suporter. Namun, catatan buruk di akhir musim 2024-2025 membuat rencana tersebut urung terlaksana."Sebelumnya sudah ada lampu hijau untuk bisa diberikan izin. Makanya Liga sangat percaya diri masih ada inline dengan proses izin tadi. Namun, catatan itu yang bisa dibilang di penghujung pertandingan penutupan Liga 2024-2025 itu menjadi catatan," jelasnya.

Baca Juga: Mees Hilgers Tak Laku di Bursa Transfer, Isu Bela Timnas Indonesia Jadi Penyebab?

Tiga Kategori Regulasi yang Ditolak FIFA

Ferry Paulus memaparkan bahwa draf regulasi yang mereka susun telah dibagi menjadi tiga kategori. Namun semuanya masih belum disetujui:

Kategori Rivalitas Tinggi

Suporter dengan rivalitas sengit, seperti antara Persija dan Persib, masih tidak diperbolehkan bertandang untuk mencegah potensi kerusuhan.

Kategori Rivalitas Sedang (Semi)

Contohnya seperti suporter Persis Solo melawan PSIM. Mereka berada di "lampu kuning" dan akan diawasi ketat.

Kategori Tanpa Rivalitas

Suporter yang tidak memiliki konflik sejarah dengan tim tuan rumah diperbolehkan hadir.

Ferry Paulus berharap para suporter dapat bersikap dewasa dan menjaga situasi pertandingan tetap kondusif. Hal ini dinilainya sebagai kunci agar larangan tersebut bisa segera dicabut.

"Kami semua harus sama-sama membangun dan memberikan satu support yang sama... supaya di hari-hari mendatang itu betul-betul bisa mendapatkan proses izinnya. Seperti kita harapkan bersama-sama," pungkas Ferry.

Topik Menarik