3 Partai Bakal Jadi Satu? Ini Bocoran Analisis Komunikasi Politik Hendri Satrio
Analis komunikasi politik Hendri Satrio mengungkap isu politik yang menghebohkan jagat perpolitikan Tanah Air. Dia menyebut ada gosip politik penggabungan atau fusi tiga partai politik besar, yakni Golkar, Gerindra dan Gajah (PSI).
Dia mengungkapkan bahwa dengan adanya fusi partai ini, pemerintah menginginkan adanya kontrol yang lebih mudah untuk pelaksanaan pembangunan.
Baca juga: Pengibaran Bendera One Piece, Hendri Satrio: Bentuk Protes Kebijakan Meresahkan
"Disebutnya 3G, tapi memang isunya harus kita klarifikasi lagi," ujar Hendri Satrio dalam Podcast To The Poin Aja bersama jurnalis SindoNews, Lukman Hanafi dan Pung Purwanto, Sabtu (9/8/2025).
Sebagai salah satu turunan dari fusi tersebut, sebut Hendri Satrio, maka diusulkan kepala daerah kembali dipilih oleh DPRD. Sehingga diharapkan lebih mudah mengaturnya.Hendri Satrio menambahkan, perlu dilihat tujuannya ke mana. Jika fusi ini terjadi, maka akan ada pengelompokan partai dengan basis tertentu. Misalnya partai yang berbasis Islam bisa berkumpul menjadi satu.
Baca juga: Kontroversi Isu Ijazah Palsu Jokowi, Hendri Satrio: Kayaknya Berhenti di Tengah Jalan
"Kayak PKB, PPP, PBB, PKS kumpul bisa nggak bergabung. Mungkin PAN mau ikut, tapi menurut saya kecil kemungkinannya kalau PAN," lanjutnya.
Apakah bisa dilakukan? "Indonesia pernah melakukan fusi partai tersebut. Pernah terjadi," ujarnya."Dengan kedekatan Pak Prabowo dan Pak Jokowi, barangkali Gerinda dan PSI bisa berfusi. Dengan patuhnya Bahlil kepada Pak Jokowo minonmungkin juga Golkar berfusi. Mungkin gara-gara ada isu fusi itulah muncul isu Munaslub (Golkar) ini," lanjut Hendri Satrio.
Bagaimana dengan PDIP? "PDIP sendiri, mungkin akan berfusi dengan yang dengan yang mengusung mas Ganjar (Pilpres 2024). Nasdem, Demokrat mungkin juga akan berfusi," ujarnya.
Dia menegaskan bahwa yang jelas fusi partai ini bertujuan uuntuk kepentingan dan hal-hal yang menguntungkan.
Hendri Satrio menegaskan, kesulitan bagi Presiden yang terpili adalah mengkonsolidasikan partai. Sehingga ini berkaitan dengan fusi partai.
Dengan adanya fusi ini bagaimana hubungan Presiden Prabowo dengan Jokowi? "Saya kira baik-baik saja. Pak Prabowo tidak punya semangat suka meninggalkan orang. Kalau Pak Prabowo kemudian menjadi independen, itu mungkin," pungkasnya.










