Kisah Pemberontakan Kebo Ijo terhadap Penguasa Tumapel hingga Gondol Perhiasan Selir

Kisah Pemberontakan Kebo Ijo terhadap Penguasa Tumapel hingga Gondol Perhiasan Selir

Nasional | sindonews | Selasa, 5 Agustus 2025 - 08:12
share

UPAYA perlawanan ke Tunggul Ametung akuwu Tumapel sebenarnya juga dilakukan beberapa orang. Bukan Ken Arok yang memulai pemberontakan ke sang akuwu Tumapel melainkan perlawanan Kebo Ijo. Pemberontakan Kebo Ijo dimulai saat sang akuwu tengah mabuk berat.

Hal ini dimanfaatkan betul Kebo Ijo untuk mencari harta benda emas pascakematian Mpu Gandring, sang pembuat keris sakti di tangan Ken Arok. Kebo Ijo memimpin pasukan sendirian.

Baca juga: Dilema Pangeran Diponegoro Hadapi Lonjakan Penggunaan Morfin Dampak Monopoli Cukai

Dia sesungguhnya agak segan bergerak sendirian memimpin kaum tamtama untuk memberontak Tumapel pascatewasnya Mpu Gandring. Namun, dia juga merasa lega karena matinya Gandring, dirinya bisa leluasa mengawasi barisan tamtama.

Dia tidak dibayang-bayangi persaingan untuk memperebutkan takhta Tumapel dengan Mpu Gandring. Hal yang menjadi target utama Kebo Ijo yakni mengumpulkan emas sebanyak-banyaknya. Jika emas telah menumpuk, tak ada lagi yang menyamainya dalam pengumpulan barang berharga itu, maka para tamtama akan semakin solid mendukung dirinya. Kebo Ijo tahu bahwa pusat pengumpulan emas, selain di rumah Mpu Gandring juga di rumah Balakangka, Pakuwuan, dan Arok.

Sebagaimana dikutip dari "Hitam Putih Ken Arok : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan" dikisahkan saat itu Kebo Ijo langsung mengajak sejumlah pasukannya menggeruduk rumah Mpu Gandring dan Balakangka. Namun, ketika dia sampai di rumah Gandring tidak dijumpai sebatang pun emas.

Melihat rumah Mpu Gandring kosong, Kebo Ijo bersama pasukannya langsung bertolak ke Istana Balakangka. Namun, lagi-lagi di istana pendeta itu dia juga tidak menjumpai kepingan emas yang dicarinya.

Dia hanya menemukan sejumlah selir. Sebagai gantinya, dia melucuti perhiasan para selir di Istana Balakangka. Kebo Ijo kemudian menunggu malam.

Saat malam tiba, dia menggempur Pakuwuan bersama pasukannya. Saat itulah, selain emas, dia juga bisa mendapatkan Ken Dedes setelah dia berhasil menghabisi Tunggul Ametung.Kepada para tamtama dan prajurit yang dipimpinnya, Kebo Ijo berjanji bahwa nanti malam jika kekuasaan Tumapel jatuh dari Tunggul Ametung, maka dia akan menguras seluruh emas di Pakuwuan dan sebagian lagi dibagikan kepada tamtama, lalu kepada prajurit yang mendukungnya.

Para tamtama dan prajurit juga dijanjikan akan diangkat sebagai menteri dan patih. Selain hendak mengkudeta Tunggul Ametung, Kebo Ijo sesungguhnya juga mempunyai dendam dengan akuwu Tumapel itu. Ayah Kebo Ijo bernama Kebo Delancang mati di tangan Tunggul Ametung.

Karena itulah, Kebo Ijo mempunyai kewajiban moral membalaskan kematian ayahnya. Dengan balas dendam itulah selain bisa merebut takhta kekuasaan Tumapel dan Ken Dedes, dia juga mengukuhkan dirinya sebagai seorang satria.

Setelah menggasak perhiasan para selir di Balakangka, Kebo Ijo dan sejumlah pasukannya kemudian kembali ke asrama prajurit. Setibanya di asrama, para prajurit masih banyak yang berpesta.

Prajurit Tumapel ini memang diberi kesempatan oleh Ken Dedes untuk berpesta karena telah meredam kerusuhan di berbagai penjuru Tumapel di bawah pimpinan Ken Arok. Namun, masih ada sejumlah tamtama yang berjaga.

Saat tiba di asrama, sejumlah tamtama langsung bertanya kepada Kebo Ijo tentang nasib Mpu Gandring dan Balakangka. Rupanya di antara mereka belum ada yang tahu kalau Gandring telah tewas.

Namun, Kebo Ijo menjawab Mpu Gandring dan Balakangka berada di pihak Ken Arok. Kebo Ijo tak membuka informasi bahwa Mpu Gandring dan Balakangka sudah tewas.

Topik Menarik