Terlalu Mahal, Mobil Hidrogen Sulit Jadi Realita di Indonesia

Terlalu Mahal, Mobil Hidrogen Sulit Jadi Realita di Indonesia

Otomotif | sindonews | Senin, 4 Agustus 2025 - 07:02
share

Teknologi hidrogen atau Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) saat ini sedang dikembangkan oleh beberapa produsen sebagai mobilitas masa depan. Tapi, kendaraan tersebut dinilai masih memiliki biaya operasional yang tinggi dibandingkan mesin bensin atau listrik.

BACA JUGA - Toyota Optimistis dengan Mobil Hidrogen Meski Banyak Tantangan

Mantan Menteri Perhubungan dan Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), Ignasius Jonan, mengatakan kendaraan hidrogen belum bisa diadopsi di Indonesia. Sebab, belum ada infrastruktur yang mendukung penggunaannya.

"Ini akan terjadi. Kalau saya masih hidup 20 tahun lagi, mungkin ini bisa datang. Tapi sekarang, saya pikir belum memungkinkan," kata Jonan dalam diskusi Gaikindo International Automotive Conference (GIAC) di ICE BSD City, Tangerang, belum lama ini.

Seperti diketahui, Toyota menjadi salah satu brand yang sangat terbuka dalam pengembangan kendaraan hidrogen. Tapi, kendaraan tersebut hanya menjadi pemanis dalam pameran dan belum juga dijual secara resmi.

Jonan mengatakan mobil hidrogen akan memiliki harga yang sangat mahal apabila dijual di Indonesia. Menurutnya, harganya bisa mencapai 200.000 hingga 300.000 dolar AS atau setara Rp3-4 miliaran."Harganya tinggi. Saya tidak berpikir mobil hidrogen akan muncul dalam waktu dekat. Karena kalau muncul sekarang, jelas belum terjangkau oleh masyarakat. Sekarang itu mustahil. Biayanya bisa mencapai 200.000-300.000 dolar AS," ujarnya.

Saat ini, Jonan mengatakan bahwa mobil hybrid menjadi jenis kendaraan yang paling cocok untuk masyarakat Indonesia. Sebab, mobil ini tidak mengharuskan pemiliknya mengisi daya baterai dan memiliki efisiensi tinggi.

"Menurut saya, (peralihan) untuk 25 tahun atau satu generasi ke depan, kendaraan (yang ideal) adalah PHEV. Kenapa? Pertama, dalam pandangan saya, membuat charging station yang sebanyak SPBU atau pom bensin, menjadi tantangan besar," tuturnya.

Topik Menarik