Selain Picu Tsunami 4 Meter, Gempa Rusia Bangunkan Gunung Berapi yang Tertidur 600 Tahun
Gunung Berapi Krasheninnikov di Kamchatka meletus pada Rabu malam lalu setelah gempa magnitudo 8,8 mengguncang wilayah Rusia tersebut. Itu adalah letusan pertama gunung tersebut setelah "tertidur" 600 tahun.
"Ini adalah letusan Gunung Berapi Krasheninnikov pertama yang terkonfirmasi secara historis dalam 600 tahun," kata Olga Girina, kepala Tim Tanggap Erupsi Gunung Berapi Kamchatka, seperti dikutip dari kantor berita RIA, Minggu (3/8/2025).
Dia menambahkan bahwa letusan tersebut kemungkinan besar terkait dengan gempa bumi pada hari Rabu yang memicu tsunami 3 hingga 4 meter di pesisir Kamchatka. Itu juga memicu peringatan tsunami hingga Polinesia Prancis dan Chile, dan diikuti oleh letusan Klyuchevskoy, gunung berapi paling aktif di Semenanjung Kamchatka.
Baca Juga: Gunung Berapi Rusia Meletus usai Diguncang Gempa M 8,8 dan Tsunami 4 Meter
"Turunnya lava panas yang membara teramati di lereng barat. Cahaya yang kuat di atas gunung berapi, ledakan," tulis Layanan Geosifika Serikat dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia dalam sebuah pernyataan di Telegram pada Kamis lalu. Terletak sekitar 450 km (280 mil) di utara ibu kota regional, Petropavlovsk-Kamchatsky, Klyuchevskoy adalah salah satu gunung berapi tertinggi di dunia.
Gempa bumi bermagnitdo 8,8 yang terjadi di lepas pantai Kamchatka telah merusak sejumlah bangunan dan melukai beberapa orang di wilayah terpencil Rusia tersebut, tetapi tidak ada laporan korban jiwa.
Di kanal Telegram Institut Vulkanologi dan Seismologi, Girina mengatakan bahwa efusi lava terakhir Krasheninnikov terjadi pada tahun 1463, dan tidak ada letusan yang diketahui sejak saat itu.
Cabang Kamchatka dari Kementerian Layanan Darurat Rusia mengatakan bahwa gumpalan abu setinggi 6.000 meter (3,7 mil) telah tercatat setelah letusan gunung berapi tersebut. Gunung berapi itu sendiri memiliki ketinggian 1.856 meter.
"Awan abu telah bergerak ke arah timur, menuju Samudra Pasifik. Tidak ada area berpenduduk di sepanjang jalurnya," kata kementerian tersebut melalui Telegram.
Letusan gunung berapi itu telah diberi kode penerbangan oranye, yang menunjukkan peningkatan risiko bagi pesawat, kata kementerian tersebut.
